Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar UGM: Interaksi Obat Tak Picu Pasien Covid-19 Meninggal

Kompas.com - 12/07/2021, 19:57 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Zullies Ikawati menegaskan, interaksi obat tidak serta merta membuat seseorang meninggal dunia termasuk pasien Covid-19.

Hal ini ditegaskan Zullies menjawab video viral di masyarakat yang menyatakan interaksi obat membuat pasien Covid-19 meninggal.

Baca juga: Hamil Saat Pandemi Covid-19, Pakar UGM Sarankan Hal Ini

"Interaksi obat tidak semudah itu membuat mati. Dan hal ini menunjukkan juga perlunya kerjasama antar tenaga kesehatan dalam memberikan terapi kepada pasien, sehingga dapat memantau terapi dengan lebih cermat," kata dia melansir laman UGM, Senin (12/7/2021).

Zullies menjelaskan interaksi obat adalah adanya pengaruh suatu obat terhadap efek obat lain ketika digunakan bersama-sama pada seorang pasien.

Sebenarnya interaksi ini tidak semuanya berkonotasi berbahaya karena sifat interaksi itu bisa bersifat sinergis atau antagonis.

“Bisa meningkatkan, atau mengurangi efek obat lain. Interaksi obat juga ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Jadi, tidak bisa digeneralisir dan harus dikaji secara individual," kata dia.

Menurut dia, banyak kondisi penyakit yang membutuhkan lebih dari satu macam obat, apalagi jika penyakitnya lebih dari satu.

Bahkan, satu penyakit pun bisa membutuhkan lebih dari satu obat seperti hipertensi.

Pada kondisi hipertensi yang tidak terkontrol dengan obat tunggal maka dapat ditambahkan obat antihipertensi yang lain, bahkan bisa kombinasi 2 atau 3 obat antihipertensi.

"Pada Covid yang bergejala sedang sampai berat misalnya, sangat mungkin diperlukan beberapa obat untuk mengatasi berbagai gejala tersebut. Justru jika tidak mendapatkan obat yg sesuai dapat memperburuk kondisi dan menyebabkan kematian," ungkap Zullies.

Baca juga: Pandemi Covid-19, UGM Siapkan Psikolog Dampingi Nakes dan Keluarga

Dia mengaku, interaksi obat bisa merugikan jika adanya suatu obat dapat menyebabkan berkurangnya efek obat lain yang digunakan bersama.

Bisa juga, sambung dia, adanya suatu obat yang memiliki risiko efek samping yang sama dengan obat lain yang digunakan bersama, sehingga akan semakin meningkatkan risiko total efek sampingnya.

Jika efek samping tersebut membahayakan, tentu hasil akhirnya akan membahayakan.

Dia memberi contoh obat azitromisin dan hidroksiklorokuin yang sama-sama memiliki efek samping mengganggu irama jantung maka bisa terjadi efek total yang membahayakan jika digunakan bersama.

Selain itu, peningkatan efek terapi suatu obat akibat adanya obat lain juga dapat berbahaya jika efek tersebut menjadi berlebihan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com