Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar HI Unair: Dua Hal Ini Redam Konflik Palestina dan Israel

Kompas.com - 20/05/2021, 16:44 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Konflik Israel dan Palestina masih terus berlangsung dan memakan ratusan korban warga sipil. Berawal dari larangan berkumpul masyarakat Palestina di Sheikh Jarrah oleh polisi Israel.

Konflik ini terus memanas hingga ke kawasan Yerussalem Timur, Masjidil Aqsa, hingga Jalur Gaza.

Baca juga: Pakar UGM: Kemerdekaan Palestina di Tangan Amerika Serikat

Dosen Hubungan Internasional dan Ahli Kajian Timur Tengah Universitas Airlangga (Unair), M. Muttaqien mengungkapkan, dibutuhkan komitmen besar terhadap two state solution serta koridor kemanusiaan untuk meredam konflik Palestina dan Israel.

Two state solution atau solusi dua negara adalah formula jalan tengah yang dibuat oleh Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, dan PBB bagi Israel dan Palestina.

Isi formula roadmap itu, yakni wilayah Yerussalem dibagi menjadi dua.

Yerussalem Timur bagi Palestina dan Yerussalem Barat bagi Israel.

Sayangnya, formula itu masih terus menemui masalah dalam hal implementasi, seperti pada konflik terkini di Sheikh Jarrah.

Muttaqien menyebut Dewan Keamanan PBB akan terus mengalami hambatan internal karena Amerika Serikat sebagai salah satu pemegang hak veto selalu berada di pihak Israel.

"Amerika terus menantang resolusi yang menyudutkan Israel. Progres dan resolusi mungkin hanya dapat PBB lakukan jika konsisten dengan two state solution. Setidaknya untuk meredam konflik, bukan mengatasinya," jelas Muttaqien melansir laman Unair, Kamis (20/5/2021).

Hal yang sama juga berlaku bagi Indonesia. Muttaqien menyebut, sampai saat ini Indonesia menerapkan tiga langkah untuk berperan dalam konflik Palestina dengan Israel.

Pertama, Indonesia menyerukan persatuan di antara negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk fokus memerdekakan Palestina melalui two state solution.

Baca juga: Dosen Unair: 2 Manfaat Makan Ikan Gabus

Kedua, mendesak DK PBB untuk segera menghasilkan resolusi konflik.

Apabila hal ini tidak memungkinkan, Indonesia bisa mendesak digelarnya Sidang Umum Majelis PBB menanggapi konflik tersebut.

Ketiga, Muttaqien menyebut bahwa Indonesia juga mengambil langkah menarik dengan mengeluarkan joint statement bersama Malaysia dan Brunei Darussalam.

"Joint statement tiga pemimpin negara mewakili ratusan juta penduduk muslim dunia. Walau konflik ini bukan tentang agama, tapi statement itu bisa luar biasa. Harapannya bisa dilanjutkan untuk membantu Palestina melalui OKI, Gerakan Non-Blok, atau PBB," ucapnya.

Selain itu, Muttaqien juga mengingatkan agar Indonesia mampu memaksimalkan perannya, mengingat dukungan penuh yang diberikan masyarakat Indonesia.

Salah satu jalan yang juga dapat ditempuh pemerintah dan masyarakat adalah meningkatkan koridor kemanusiaan untuk membantu rakyat Palestina.

Karena rakyat Palestina kini tidak hanya menghadapi konflik saja, tapi juga Covid-19 hingga ancaman pemutusan aliran listrik.

Bantuan kemanusiaan serta gerakan donasi yang kini banyak dilakukan oleh publik Indonesia dipandang sangat bermanfaat untuk meringankan beban rakyat Palestina.

Baca juga: Mau Kurus? Ini Diet Sehat Turunkan Berat Badan ala Pakar Unair

Pada sisi lain, dia pun berpesan agar masyarakat Indonesia terus mengawal langkah pemerintah agar terus sejalan dengan prinsip-prinsip kemerdekaan dan anti-penjajahan, seperti kasus Palestina dan Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com