Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo UU Cipta Kerja, Kowani: Kita Cinta Negeri Ini, Ciptakan Suasana Damai

Kompas.com - 12/10/2020, 16:35 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Konggres Wanita Indonesia (Kowani) mengutuk keras pelibatan siswa dan anak dalam aksi demonstrasi UU Cipta Kerja yang berakhir dengan perusakan beberapa fasiltas publik yang berlangsung sejak Rabu, 7 Oktober 2020 di berbagai daerah.

"Kowani menghormati setiap kegiatan penyampaian aspirasi rakyat, namun demikian Kowani menyesalkan upaya yang dilakukan banyak pihak dalam pelibatan anak-anak dalam penyampaian aspirasi politik di jalanan," tegas Giwo Rubianto Ketua Umum Kowani dalam konferensi pers Sabtu, 10 Oktober 2020.

Mengutip pasal 15 UU Nomor 35 tahun 2014, Ketum Kowani kembali menegaskan, "setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari penyalahgunaan kegiatan politik, pelibatan dalam sengketa bersenjata, pelibatan dalam kerusuhan sosial, pelibatan dalam peristiwa yang mengandung kekerasan, pelibatan dalam peperangan, dan kejahatan seksual."

Anak-anak, tambah Giwo, anak-anak yang seharusnya terlindungi justru menjadi korban dari informasi yang masih harus diuji kebenarannya.

Baca juga: Pro Kontra UU Cipta Kerja, Ini 7 Sikap Forum Rektor Indonesia

Anak-anak menjadi korban

Terkait hal itu, Kowani juga menyayangkan adanya dosen yang memberi iming-iming nilai A bagi mahasiswa yang ikut dalam demonstrasi menolak UU Ominibus Law.

"Janji propaganda yang dilakukan dosen tersebut ibarat api, ia memerankan diri sebagai minyak tanah yang dapat membakar api yang menyulur ke seluruh daerah di Indonesia," jelas Giwo.

Ia mengimbau baik dosen maupun kampus sebagai bagian dari lembaga pendidikan dapat meberikan teladan baik dalam penyampaian aspirasi yang menjujung tinggi aturan hukum, norma dan tidak anarkis.

Secara khusus Kowani juga memberikan imbauan kepada orangtua dan juga pendidik untuk menjaga suasana tetap kondusif dengan menjaga anak-anak tetap terlindungi.

"Apalagi saat ini pandemi Covid-19 masih menghantui kita semua. Jangan sampai anak-anak menjadi korban dalam kluster demonstrasi dalam penularan Covid-19," kata Giwo mengingatkan.

Hal senada disampaikan Susianah Affandy, Komisioner KPAI Bidang Sosial dan Anak.

"Anak-anak menjadi korban akibat informasi hoaks sehingga ikut dalam vandalisme, anarkis dan tindakan melawan hukum saat demo. Mereka adalah korban, karena saat ditanya mereka sama sekali tidak memahami duduk soalnya," ujar Susi.

Membangun suasana damai

Giwo Subianto juga mengingatkan, meski siswa saat ini sedang menjalankan belajar dari rumah (BDR), sekolah tetap memiliki tanggung jawab terhadap siswa.

"Meski mereka (siswa) belajar dari rumah, tetap diberlakukan aturan-aturan dari sekolah. Kami harapkan sekolah menerapkan aturan-aturan tersebut, seperti kehadiran atau absensi," ujarnya.

Marlinda Irwanti salah satu dewan ketua Kowani menyampaikan anak-anak perlu dilindungi tidak hanya dari sisi keselamatan namun juga kesehatan. 

"Kita mengingatkan kepada orangtua yang anak-anaknya sedang belajar di rumah agar memberikan perhatian kepada anak-anaknya bahwa kegiatan demo ini mengancam keselamatan dan kesehatan, terutama terkait pandemi Covid-19," ujar Linda.

Ia juga mengimbau berbagai pihak menempuh langkah konstitusional dalam penyelesaian polemik UU Cipta Kerja ini.

"Kita mendorong perguruan tinggi dan mahasiswa melakukan kajian-kajian ilmiah dan obyektif atas undang-undang ini untuk disampaikan melalui mekanisme yang ada. Meski dijamin undang-undang, demo bukanlah jalan satu-satunya, terlebih di masa pendemi ini," ujar Linda.

"Sebagai Ibu Bangsa, kami mengingatkan marilah kita cintai negara ini. Kita ciptakan suasana damai, aman, kondisi yang nyaman, sehat dan sejahtera. Marilah kita berpikir secara logis, komprehensif dan sistematis. Jangan kita berkelahi sesama anak bangsa," harap Giwo.   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com