Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Universitas Brawijaya Terima 15 Mahasiswa Baru Difabel

Kompas.com - 21/09/2020, 18:02 WIB
Dian Ihsan,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pusat Studi Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya (PSLD-UB) menerima 15 mahasiswa baru difabel untuk tahun akademik 2020/2021. Penerimaan ini dilakukan melalui Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas (SMPD) 2020.

Ketua Panitia SMPB Universitas Brawijaya 2020, Ziadatul Hikmiah mengatakan, seleksi ini diikuti 41 peserta dari berbagai ragam disabilitas dan asal daerah. Karena, kondisi sedang masa pandemi Covid-19, proses seleksi dilakukan secara daring (online), mulai pendaftaran, seleksi administrasi, hingga tes wawancara.

Baca juga: 83 Ribu Peminat, Universitas Brawijaya Hanya Terima 5.599 Mahasiswa

"Dari 41 peserta tersebut, 33 orang mendaftar melalui jalur Rapor, dan 8 orang melalui jalur Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Pendaftaran jalur rapor ini untuk memberi kesempatan kepada calon mahasiswa yang sebelumnya tidak mengikuti UTBK untuk Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)," ungkap dia dalam keterangannya, melansir laman Universitas Brawijaya, Senin (21/9/2020).

Menurut Ziadatul, banyaknya penyandang disabilitas yang mendaftar melalui jalur rapor, hal itu menunjukkan bahwa mereka selama ini masih meragukan aksesibilitas jalur UTBK.

Meski demikian, kata dia, ada beberapa calon mahasiswa difabel yang terdaftar melalui UTBK dan bahkan lolos melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

"Selain melalui SMPD, ada beberapa mahasiswa difabel yang lulus melalui SNMPTN dan SBMPTN di UB dan sudah konfirmasi ke PSLD UB untuk layanan akomodasi selama ospek dan perkuliahan," ujar wanita yang juga menjadi dosen Psikologi di Universitas Brawijaya.

Sebagaimana pelaksanaan seleksi luring, SMPD daring juga memberikan banyak kemudahan layanan aksesibilitas bagi para pendaftar.

"Layanan aksesibilitas tersebut antara lain keterbacaan formulir dan bahan tes oleh pembaca layar (screen reader), penerjemah bahasa isyarat, dan notetaker," papar dia.

Penyelenggaraan SMPD online temui tantangan baru

Ketua PSLD Universitas Brawijaya, Zubaidah Ningsih menyebutkan, penyelenggaraan SMPD secara daring memang menemui tantangan-tantangan baru. Tapi dari sisi lain, proses ini menguntungkan peserta seleksi yang berdomisili di luar Jawa Timur.

"Kita juga tetap berkomitmen memberikan layanan inklusif dan aksesibel sebagaimana SMPD tahun sebelumnya yang diselenggarakan secara luring," jelas dia.

Adapun 15 mahasiswa difabel yang diterima melalui jalur SMPD tersebar di berbagai fakultas. Fakultas Ilmu Sosial dan llmu Politik (2 orang), Fakultas Ilmu Komputer (1 orang), Fakultas Pertanian (1 orang), dan Fakultas Ilmu Budaya (2 orang).

Kemudian, ada juga di Fakultas Ilmu Administrasi (1 orang), Fakultas Teknologi Pertanian (1 orang), Vokasi (5 orang), dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (2 orang). Ada pun jenis disabilitas antara lain tunadaksa, tunanetra, dan tuli.

Baca juga: Inovasi Pestisida dari Batok Kelapa Karya Mahasiswa Universitas Brawijaya

Kelimabelas mahasiswa itu turut serta dalam rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) yang digelar secara daring, Sabtu dan Minggu, 19-20 September 2020.

Tujuannya, agar mahasiswa difabel dapat mengikuti kegiatan PKKMB dengan baik, serta panitia menyediakan penerjemah bahasa isyarat yang ditampilkan di layar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com