Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Guru Besar Unsri: PTN-BH Picu Kreativitas Universitas untuk Mandiri

KOMPAS.com - Ramainya kabar terkait biaya kuliah yang makin mahal pada beberapa perguruan menjadi diskursus tersendiri di dunia pendidikan.

Banyak kalangan berpendapat, berlakunya sistem Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) membentuk tren komersialisasi di kampus-kampus.

Sistem PTN-BH dikatakan berdampak pada angka uang kuliah tunggal (UKT) yang semakin tinggi. Seperti yang sempat ramai terjadi di Universitas Indonesia (UI) baru-baru ini yang menuai protes oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) kampusnya sendiri.

Pasalnya, pada semester ganjil 2023 lalu, kampus ini memasang angka Rp20 juta per semester sebagai harga UKT maksimal untuk kelompok kelas tertinggi di Rumpun Sains Teknologi dan Kesehatan Program Sarjana.

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia Ubaid Matraji bahkan menilai skema UKT mesti ditinjau ulang.

Menurutnya, keleluasaan kampus menentukan besaran biaya kuliah akan memberikan kesempatan bagi perguruan tinggi untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya, dan sebaliknya, memberatkan mahasiswa.

Pendapat berseberangan datang dari Guru Besar Universitas Sriwijaya (Unsri), Prof. Alfitri.

Prof. Alfitri menilai, kewenangan yang diberikan bersama status PTN-BH merupakan tantangan bagi universitas.

Seiring dengan otonomi lebih besar dalam hal pengelolaan dan pengambilan keputusan, status tersebut merupakan kesempatan kampus untuk membuktikan tanggung jawab.

"Misi PTN-BH pada dasarnya adalah kemandirian. Inilah yang menjadi pertarungan kampus yang sudah berstatus itu. Budaya universitas harus dibangun untuk bisa memperkuat kemandirian. Sehingga, sebenarnya UKT nantinya tidak perlu naik. Bahkan bisa ada subsidi seperti di kampus luar negeri. Sebenarnya, itulah yang dimaksud Pak Menteri," ucap dia dalam keterangannya, Kamis (27/7/2023).

Menurut pengajar yang kini menjabat Dekan FISIP Unsri tersebut, status PTN-BH justru dapat dijadikan pemicu kreativitas, agar universitas berstrategi dalam pendanaan operasional.

Misalnya dengan melakukan diversifikasi sumber pendanaan sehingga ketergantungan pada UKT bisa diminimalisasi.

"Dengan begitu, kampus dapat tetap memastikan aksesibilitas dan kualitas pendidikan," ungkap dia.

Dalam proses transisinya menuju PTN-BH, UKT Unsri yang dibagi menjadi delapan kelompok level memang bisa dikatakan masih cukup terjangkau.

Untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) misalnya, biayanya berkisar dari yang termurah (level I) Rp 500 ribu per semester, hingga harga maksimalnya (level VIII) Rp 8,6 juta per semester.

Bertepatan dengan momentum keikutsertaan dirinya dalam Pemilihan Rektor Universitas Sriwijaya 2023, Prof. Alfitri pun menjelaskan rencananya untuk melanjutkan komitmen keterjangkauan kampus tempatnya berkarier bagi semua peserta didik.

Yakni, dengan menyusun dan memaksimalisasi beragam program yang menghasilkan keuntungan bagi universitas, sehingga UKT tidak perlu dibebankan sebagai pemasukan utama.

"Perlu inovasi kepemimpinan yang berbasis penguatan sumber dana, harus ada strategi besar. UKT tidak turun, tapi porsi penerimaan dana dari luar jauh lebih besar. Ini yang akan menggerakkan investasi universitas, yang dalam jangka panjang diharapkan dapat mendukung percepatan perguruan tinggi menjadi lebih mandiri," jelas dia.

Cara pertama adalah dengan berfokus pada kerja sama yang lebih intensif dengan industri dan lembaga eksternal.

Kolaborasi ini, sebut dia, tak hanya berupa kontrak riset atau konsultasi, tetapi bisa juga melalui pengembangan produk atau jasa bersama.

Selain itu, Alfitri juga berencana membentuk unit bisnis yang berorientasi pada kebutuhan dan potensi pasar. Upaya tersebut tentunya disesuaikan dengan keahlian dan kompetensi yang dimiliki Unsri.

Unsri, lanjut Alfitri, nantinya juga ditargetkan untuk lebih aktif mengomersialisasikan penemuan atau inovasi melalui hak kekayaan intelektual dan paten.

Pendapatan dari penjualan lisensi, royalti, atau hak penggunaan teknologi yang dikembangkan ditargetkan dapat membantu pendanaan operasional universitas.

Dia juga mengaku akan mendorong pemanfaatan sumber daya internal yang dimiliki Unsri untuk menghasilkan pemasukan tambahan bagi universitas. Misalnya dengan cara menyewakan fasilitas-fasilitas yang ada di kampus kepada pihak eksternal.

"Termasuk mengembangkan unit pelatihan atau lembaga pendidikan non-formal berbayar untuk memberikan pelatihan dan kursus kepada masyarakat atau industri," jelas dia.

Melalui sejumlah bentuk diversifikasi sumber pendanaan tersebut, ia berharap kisaran dan kenaikan UKT Unsri masih berada pada level yang wajar.

Hal ini, imbuhnya, akan membantu universitas untuk tetap terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, sejalan dengan misi dan tujuan PTN-BH.

Sebagai informasi, dengan misi keterjangkauan pendidikan yang diusungnya, Prof. Alfitri akan bersaing dengan dua calon rektor lainnya yang lolos dalam tiga besar Pemilihan Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri).

Hajatan Pemilihan Rektor Unsri akan diselenggarakan pada Kamis (3/8/2023).

https://www.kompas.com/edu/read/2023/07/27/121136471/guru-besar-unsri-ptn-bh-picu-kreativitas-universitas-untuk-mandiri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke