Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lulus IPK 4.00, Ibnu Diangkat Jadi Kepala Sekolah di Usia 23 Tahun

KOMPAS.com - Lulus kuliah dengan nilai bagus dan mendapatkan pekerjaan yang mapan menjadi impian para mahasiswa.

Di usia yang baru menginjak 23 tahun, Ibnu Fari Nugroho berhasil menyelesaikan studi dari jurusan pendidikan guru pendidikan anak usia dini (PG PAUD) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya).

Bahkan Ibnu berhasil menyelesaikan studinya dengan IPK sempurna yakni 4.00. Kisah Ibnu makin inspiratif karena di usianya yang terbilang muda, dia sudah diangkat menjadi Kepala Sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal Bereng Bengkel Kalimantan Tengah.

Ibnu mengaku, dirinya pernah menargetkan meraih IPK cumlaude. Bahkan untuk mencapai impiannya itu, dia sering mencari inspirasi di YouTube, bagaimana menjadi mahasiswa yang produktif dan mendapatkan IPK cumlaude.

"Bersyukur saya bisa mewujudkannya, tapi untuk mendapatkan IPK sempurna 4.00 saya tidak pernah terpikirkan, karena target saya hanya cumlaude waktu itu," kata Ibnu seperti dikutip dari laman UM Surabaya, Sabtu (29/10/2022).

Tips raih IPK 4.00 ala Ibnu

Menurut Ibnu, ada beberapa tips yang bisa dilakukan sehingga bisa meraih nilai terbaik diantara ribuan mahasiswa yang wisuda di UM Surabaya tahun ini.

Tips dari Ibnu yakni dengan menjadi mahasiswa yang aktif berdiskusi saat perkuliahan. Selain itu juga mahasiswa harus fokus, disiplin dan tanggung jawab.

Ibnu mengambil jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) UM Surabaya. Biasanya guru PAUD adalah seorang perempuan, namun Ibnu memilih jurusan PG PAUD ini karena panggilan hati dan kondisi lingkungan sekitar.

"Kebetulan setelah saya lulus tahun 2018 di depan rumah saya ada TK Aisyiyah Bustanul Athfal yang jumlah keseluruhan siswa hanya 18. Semua gurunya belum ada yang sarjana," ungkap Ibnu.

Dia menambahkan, semua guru di TK tersebut adalah relawan dari PKK. Di Kelurahan Bereng Bengkel Kecamatan Sabangau Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah, tahun 2018 hanya ada 3 sarjana yang lulus dari jurusan PGSD.

Semua lulusan sarjana itu memilih bekerja di kota. Sebagai pemuda yang aktif Karang Taruna dan menyukai dunia anak-anak, Ibnu berniat hanya membantu mengajar selama 1 bulan saja.

"Ketika saya mau berhenti mengajar setelah 1 bulan, banyak wali murid dari 18 siswa itu meminta saya bertahan untuk mengajar anak-anak. Mereka menyebut pembelajaran yang saya berikan selalu menarik dan menyenangkan," urai Ibnu.

Dapat beasiswa Unggulan jenis 3T

Kesempatan menjadi seorang guru ini membuahkan hasil yang dia sebut keberuntungan. Pada tahun 2018 ia mendapatkan beasiswa unggulan jenis 3T dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang direkomendasikan Pimpinan Wilayah Aisyiyah Kalimantan Tengah.

Beasiswa tersebut sangat membantunya karena mendapatkan biaya pendidikan secara penuh, biaya hidup dan biaya buku.

"Soal pendidikan orangtua saya sangat mendukung. Tapi untuk membiayai kalau tidak dapat beasiswa itu sangat berat karena bapak hanya kerja sebagai nelayan dan ibu hanya bantu jualan ikan, jadi dapat uangnya tidak pasti," tutur Ibnu.

Ia mengaku sangat bersyukur diberikan kesempatan menjadi penerima beasiswa unggulan Kemendikbud dari wilayah 3T dan mampu menjadi Sarjana pertama di keluarganya.

Diangkat jadi kepala sekolah termuda di usia 23 tahun

Ibnu menambahkan, setelah diterima sebagai mahasiswa UM Surabaya, dia sering bolak-balik Kalimantan-Surabaya untuk memantau perkembangan TK. Sejak memutuskan menjadi guru ia selalu mengupayakan agar anak-anak masuk setiap hari.

"Dulu sekolahnya hanya 3 hari, kadang muridnya juga gak datang. Jadi sekolahnya fleksibel dan syukur sekarang sudah ada aturan yang disepakati dan itu lebih baik," imbuh Ibnu.

Ia mengaku selama di Surabaya untuk mengenyam pendidikan, Ibnu terus memantau perkembangan anak-anak melalui group WhatsApp terkait pembelajaran yang diberikan dan tetap memberikan penugasan.

Berkat kesederhanaan dan kegigihannya, Ibnu diangkat menjadi Kepala Sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal Bereng Bengkel, Fari Nugroho pada Desember 2021 silam. Bahkan saat itu dia masih berstatus mahasiswa.

"Alhamdulillah saat ini sudah ada 38 siswa, kalau ditotal sama kelompok bermain totalnya ada 50 lebih," tutur dia.

Dalam menyelesaikan tugas akhir Ibnu mengambil judul penelitian yang melibatkan TK Aisyiyah Bustanul Athfal Bereng Bengkel. Judul penelitiannya yakni "Pengaruh Tari Giring-giring untuk Meningkatkan Motorik Kasar Anak Kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal Bereng Bengkel".

Ibnu berpesan bagi anak muda lainnya untuk terus meningkatkan prestasi dengan menjadi diri sendiri.

"Jika tidak bisa bermanfaat bagi banyak orang, jadi bermanfaat bagi dirimu sendiri dan otomatis kebermanfaatanmu akan bermanfaat bagi orang-orang di sekitarmu," tutup Ibnu.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/10/29/210203071/lulus-ipk-400-ibnu-diangkat-jadi-kepala-sekolah-di-usia-23-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke