Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Guru Besar UGM: Avifavir Obat Covid Tak Dijual Bebas

KOMPAS.com - Hingga kini, pandemi Covid-19 belum juga berakhir. Setiap hari masih ada penambahan kasus yang terjangkit.

Meski demikian, tingkat kesembuhannya juga terus bertambah. Hal ini karena pemberian obat maupun terapi untuk pasien Covid-19 dijalankan dengan baik oleh pemerintah.

Bahkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI juga telah menerbitkan surat izin penggunaan darurat (EUA) terhadap produk obat Avifavir untuk Covid-19.

Lantas, sebenarnya seperti apa obat avifavir yang diproduksi oleh negara Rusia ini?

Avifavir dari Rusia

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Apt. Zullies Ikawati, Ph.D., memberikan penjelasan mengenai obat Avifavir untuk Covid-19.

Dijelaskan, avifavir merupakan obat Covid-19 buatan Rusia yang berbasis favipiravir. Favipiravir sendiri merupakan obat anti virus untuk mencegah influenza atau anti influenza yang telah dikembangkan Jepang sejak 2004 silam.

Selama pandemi Covid-19, obat tersebut telah dipakai dalam panduan terapi Covid di Indonesia.

Dan merupakan drug repurposing, yaitu menggunakan obat yang sudah beredar untuk indikasi baru yaitu terapi Covid-19.

Obat ini bekerja dengan menghambat produksi RNA virus yang pada gilirannya menghambat replikasi virus.

"Jadi, Avifavir ini bukanlah obat baru," ujar Prof. Zullies seperti dikutip dari laman UGM, Senin (29/3/2021).

Dikatakan bukan obat baru, karena sebelumnya sudah ada favipiravir yang dikembangkan Jepang sebagai obat antiinfluenza, tetapi masa patennya sudah habis.

Setelah itu, banyak industri farmasi di beberapa negara dunia seperti India, China, juga Rusia memproduksinya dengan nama merek yang berbeda dan digunakan untuk Covid, serta mendapatkan emergency use authorization (EUA) di beberapa negara.

Tak dijual bebas di pasaran

Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM tersebut menegaskan bahwa avifavir penggunaannya hanya diperuntukkan pada pasien Covid-19.

Tentu bagi pasien Covid dengan gejala sedang sampai berat sesuai panduan terapi. Selain itu, pemberian avifavir juga harus berdasarkan dengan resep dokter.

Tak hanya itu saja, avifavir juga tidak bisa diperoleh secara bebas di pasaran. Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat untuk tidak coba-coba mencari obat ini.

Sebab ketersediaannya terbatas dan hanya didistribusikan di sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 saja.

"Untuk masyarakat tidak usah coba-coba membeli karena ini tidak dijual bebas dan hanya dipakai bagi pasien Covid sedang dan berat," katanya.

"Jika terinfeksi Covid-19 ikuti saja saran dokter dalam menjalani pengobatan," jelas Prof. Zullies.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/03/29/123025671/guru-besar-ugm-avifavir-obat-covid-tak-dijual-bebas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke