Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relief Karmawibhangga di Candi Borobudur yang Menyimpan Misteri...

Kompas.com - 16/08/2023, 16:34 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Dari sekian banyak relief yang terpahat di Candi Borobudur, relief Karmawibhangga menjadi salah satu yang menyimpan misteri.

Relief yang berada di kaki Candi Borobudur itu ditutupi oleh batu. Hanya empat panil yang saat ini bisa dilihat. Padahal, di Candi Borobudur terdapat 160 panel relief Karmawibhangga.

Dalam buku berjudul Mengungkap Makna Relief Karmawibhangga (2012) yang diterbitkan oleh Balai Konservasi Borobudur (BKB), dijelaskan bahwa saat Candi Borobudur ditemukan pada 1814 kondisi Relief Karmawibhangga sudah dalam keadaan tertutup batu.

Bahkan pada masa itu tidak ada yang tahu ada relief di kaki Candi Borobudur.

Baca juga: Cerita Werdi Mencocokkan dan Susun Batu Saat Pemugaran Candi Borobudur pada 1973...

Candi BorobudurLuqman Sulistiyawan/Kompas.com Candi Borobudur

Hingga akhirnya, pada 1885 ketua Archaelogische Vereeniging, Ir Ijzerman secara tidak sengaja menemukan relief Karmawibhangga saat berkunjung ke Candi Borobudur.

Relief tersebut ditemukan pada kaki Candi Borobudur yang telah tertutup oleh struktur batu selasar dan undag.

Begitu mengetahui ada relief di kaki Candi Borobudur, Ijzerman memerintahkan untuk membuka batu yang menutupinya dan ditemukan 160 panil Karmawibhangga.

Untuk kepentingan dokumentasi, 160 panil tersebut lantas dipotret oleh fotografer asal Indonesia bernama Kasijan Cephas.

Namun, setelah selesai didokumentasi, batuan yang menutupi relief kembali dipasang.

Diduga, batu tersebut kembali dipasang karena alasan teknis yaitu berfungsi sebagai penyangga konstruksi candi. Total ada 13.000 meter kubik batu yang menutupi Relief Karmawibhangga.

Baca juga: Misteri Keberadaan Kepala Arca Buddha Candi Borobudur

Sudut tenggara Candi Borobudur, terdapat empat panil Relief Karmawibhangga yang terbuka.Luqman Sulistiyawan/Kompas.com Sudut tenggara Candi Borobudur, terdapat empat panil Relief Karmawibhangga yang terbuka.

Empat panil dibuka

Pada 1942 Jepang mulai menduduki Indonesia. Begitu mereka mengetahui ada dokumentasi soal Relief Karmawibhangga, maka kembali dilakukan pembongkaran.

Kala itu Jepang membongkar batu di sudut tenggara Candi Borobudur yang menutupi empat panil relief Karmawibhangga.

Arkeolog BKB, Winda Diah Puspita Rini menjelaskan, tidak ada alasan pasti mengapa Jepang hanya membongkar empat panil relief Karmawibhangga.

Menurut dia, setelah dibongkar, batu tersebut tidak dipasang kembali. Sehingga, sampai saat ini empat panil relief Karmawibhangga terbuka.

"Jepang melihat dokumentasinya Belanda bahwa ada relief yang tersembunyi di Candi Borobudur. Nah karena ingin tahu, kemudian dibuka di sudut tenggara. Kemudian, oleh orang Jepang tidak ditutup lagi," ucap Winda saat ditemui di Kantor BKB, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (8/8/2023).

Baca juga: Kesaksian Pelaku Pemugaran Borobudur Mengenai Keaslian Batu Chatra...

Salah satu panil Relief Karmawibhangga yang terbuka di sisi tenggara Candi BorobudurLuqman Sulistiyawan/Kompas.com Salah satu panil Relief Karmawibhangga yang terbuka di sisi tenggara Candi Borobudur

Pada saat pemugaran 1973, empat panil tersebut tetap dibiarkan terbuka. Meskipun, sebenarnya masih terdapat tumpukan batu yang dulunya menutupi empat panil relief Karmawibhangga. 

Winda menjelaskan, empat panil Relief Karmawibhangga tetap dibiarkan terbuka supaya bisa digunakan untuk edukasi. 

"Saat pemugaran 1973-1983 itu dibiarkan terbuka untuk pembelajaran masyarakat bahwa ada relief yang tersembunyi," ujarnya.

Baca juga: Ritual Thudong, Perjalanan Spiritual Para Biksu Menuju Candi Borobudur

Tumpukan batu yang dulunya menutupi empat panil Relief Karmawibhangga yang saat ini terbukaLuqman Sulistiyawan/Kompas.com Tumpukan batu yang dulunya menutupi empat panil Relief Karmawibhangga yang saat ini terbuka

Beda pendapat soal ditutupnya Karmawibhangga

Di kalangan masyarakat ada dua pendapat mengapa Relief Karmawibhangga ditutupi oleh batu.

Pendapat pertama, karena alasan teknis. Menurut pendapat ini, batuan yang menutupi relief berfungsi sebagai penyangga konstruksi Candi Borobudur agar tidak runtuh. 

Sementara, pendapat kedua menyebutkan bahwa relief Karmawibhangga ditutup karena faktor kesantunan. Sebab, relief tersebut dianggap menampilkan gambar yang terkesan vulgar dan sadis sehingga tidak layak disaksikan.

Relief tersebut banyak menampilkan mengenai sebab akibat dari perbuatan baik dan buruk manusia.

Sebagai arkeolog, Winda menuturkan, alasan pertama lebih bisa diterima. Sebab ada beban yang berat di bagian atas candi, sehingga batuan yang menutupi Relief Karmawibhangga berfungsi sebagai penyangga.

"Alasan teknis yang lebih kuat. Karena ada beban yang berat di bagian atas candi. Jadi buat peyangga biar nggak runtuh," kata dia.

Ia menjelaskan, berdasarkan hasil riset 160 panil relief Karmawibhangga tidak semuanya mengacu pada kitab Maha Karmawibhangga yang menjelaskan tentang sebab akibat perbuatan baik dan buruk.

Namun, relief itu juga menggambarkan kehidupan masyarakat Jawa kuno pada abad ke-8. Gambaran itu misalnya, memperlihatkan jenis mata pencaharian, alat musik, pakaian dan lainnya.

"Jadi selain menampilkan mengenai sebab akibat, Relief Karmawibhangga juga menggambarkan kehidupan masyarakat Jawa kuno pada abad ke-8," kata Winda. 

Ia pun mempertanyakan, jika relief Karmawibhangga ditutup karena alasan menampilkan gambar vulgar kenapa harus ditutupi dengan batu sebanyak 13.000 meter kubik.

Sebab, menurut Winda, untuk sekadar menutupi gambar, seharusnya tidak memerlukan batu sebanyak itu. 

"Yang bilang vulgar mungkin karena melihat di reliefnya terdapat gambar perempuan yang  bagian atasnya tidak berbusana. Tapi kan memang pada waktu itu (abad 8) bagian atas tidak berbusana, hanya bagian bawahnya saja. Seperti perempuan Bali zaman dulu itu kan yang bagian atas enggak pakai busana," kata Winda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Data dan Fakta
[HOAKS] Temukan Kecurangan, FIFA Putuskan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Temukan Kecurangan, FIFA Putuskan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konten AI, Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[KLARIFIKASI] Konten AI, Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Raja Denmark Frederik X Kibarkan Bendera Palestina

[HOAKS] Raja Denmark Frederik X Kibarkan Bendera Palestina

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pembegalan di Kecamatan Cicalengka Bandung pada 7 Mei

[HOAKS] Pembegalan di Kecamatan Cicalengka Bandung pada 7 Mei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Serangan Serentak 5 Negara ke Israel

[HOAKS] Serangan Serentak 5 Negara ke Israel

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com