Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesuksesan "The Lord of The Rings" yang Terbit 69 Tahun Lalu

Kompas.com - 29/07/2023, 15:14 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagian pertama dari novel trilogi fantasi The Lord of the Rings karya John Ronald Reuel Tolkien, "The Fellowship of the Ring", terbit di Inggris pada 29 Juli 1954.

Dilansir Variety, novel kedua ("The Two Towers") dan ketiga ("The Return of the King") dari trilogi tersebut terbit selang 15 bulan setelah novel pertama.

Trilogi itu merupakan sekuel dari novel The Hobbit, karya Tolkien yang terbit pada 1937.

Cerita The Lord of The Rings berpusat pada Rings of Power, cincin magis yang memberikan kemampuan luar biasa kepada penggunanya.

Narasi dimulai dengan seorang hobbit atau ras manusia bertubuh pendek bernama Frodo. Ia mewarisi One Ring yang dapat menghancurkan seluruh dunia.

Cincin itu diincar oleh Dark Lord Sauron demi tujuannya menguasai Middle-earth. Frodo dan rekan-rekannya bertualang untuk menghancurkan One Ring dan mengalahkan Sauron.

Trilogi The Lord of the Rings diterima dengan baik oleh pembaca, dan sukses besar di pasaran. Itu juga diadaptasi menjadi trilogi film yang meraup hampir 3 miliar dollar AS.

Kesuksesan karya Tolkien membuka jalan bagi karya bertema fantasi, seperti A Song of Ice and Fire (Game of Thrones) karya George RR Martin dan gim video Dungeons and Dragons.

Meski Tolkien telah meninggal dunia pada 1973, namun warisannya terus berlanjut.

Sebuah novel anumerta, The Children of Hurin, diterbitkan pada April 2007, dan Beren and Luthien memulai debutnya pada 1 Juni 2017.

The Toronto Star memperkirakan, buku-buku Tolkien telah terjual 150 juta eksemplar.

Fenomena kultural

Dilansir Tor.com, The Lord of the Rings terjual dengan cukup baik ketika diterbitkan di Inggris. Kemudian novel itu diterbitkan di Amerika Serikat dalam versi hardcover oleh Houghton Mifflin.

Pada 1965, Ace Books menerbitkan karya tersebut dalam versi paperback tanpa membayar royalti kepada Tolkien. Mereka memanfaatkan celah di Undang-Undang Hak Cipta AS.

Ketika pembajakan itu diketahui penggemar, langkah tersebut berbalik, dan Ace Books menarik kembali cetakan mereka.

Pada akhir tahun tersebut, versi paperback dari Lord of the Rings diterbitkan secara resmi di AS oleh Ballantine Books.

Penjualannya tumbuh dan dalam setahun Lord of the Rings memuncaki daftar The New York Times Paperback Best Seller.

Format paperback memungkinkan buku-buku itu didistribusikan secara luas. Tak hanya itu, Lord of the Rings juga menjadi fenomena budaya tersendiri.

Setelah Lord of the Rings diterbitkan, penerbit mulai menyisir arsip mereka untuk mencari naskah yang mungkin bisa mengikuti kesuksesan karya Tolkien.

Kesuksesan Lord of the Rings mendorong genre fantasi berkembang. Fiksi fantasi yang sempat tersisihkan, menjadi aspek baru budaya populer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pentingnya Konteks dalam Mengidentifikasi Konten AI

Pentingnya Konteks dalam Mengidentifikasi Konten AI

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Kecelakaan di Yunani pada 2014, bukan Tabrakan Beruntun di Puncak

[KLARIFIKASI] Foto Kecelakaan di Yunani pada 2014, bukan Tabrakan Beruntun di Puncak

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Kematian 'Fat Cat' Ditetapkan sebagai Hari Lelaki Setia Sedunia

[HOAKS] Kematian "Fat Cat" Ditetapkan sebagai Hari Lelaki Setia Sedunia

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Berita Kedatangan Transmigran pada 2021, Aceh Bukan Daerah Termiskin

[KLARIFIKASI] Berita Kedatangan Transmigran pada 2021, Aceh Bukan Daerah Termiskin

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Karni Ilyas Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Video Karni Ilyas Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Mundur dari Kabinet

[HOAKS] Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Mundur dari Kabinet

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Gurita Raksasa Terdampar di Bali, Foto Hasil Manipulasi AI

INFOGRAFIK: Hoaks Gurita Raksasa Terdampar di Bali, Foto Hasil Manipulasi AI

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Pengibaran Bendera Palestina di PBB Sudah Ada Sejak 2015, Bukan 2024

INFOGRAFIK: Pengibaran Bendera Palestina di PBB Sudah Ada Sejak 2015, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Bagikan Uang Puluhan Juta Rupiah melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Bagikan Uang Puluhan Juta Rupiah melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza di Bawah Mandat PBB

[KLARIFIKASI] Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza di Bawah Mandat PBB

Hoaks atau Fakta
Fakta Seputar Resolusi Gencatan Senjata Israel-Palestina yang Disetujui Dewan Keamanan PBB

Fakta Seputar Resolusi Gencatan Senjata Israel-Palestina yang Disetujui Dewan Keamanan PBB

Data dan Fakta
[HOAKS] Swedia Gelar Kompetisi Seks sebagai Cabang Olahraga

[HOAKS] Swedia Gelar Kompetisi Seks sebagai Cabang Olahraga

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ronaldo Bentangkan Bendera Portugal, Bukan Palestina

[KLARIFIKASI] Foto Ronaldo Bentangkan Bendera Portugal, Bukan Palestina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Kabar Tom Holland Akan Perankan Daigo Dojima Belum Terbukti

[KLARIFIKASI] Kabar Tom Holland Akan Perankan Daigo Dojima Belum Terbukti

Hoaks atau Fakta
Perkembangan AI, antara Membantu atau Mengganti Pekerjaan Manusia

Perkembangan AI, antara Membantu atau Mengganti Pekerjaan Manusia

Data dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com