Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik Rilis Pokemon Go, "Mobile Game" Berbasis AR dan GPS

Kompas.com - 06/07/2023, 17:50 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pokemon adalah salah satu ikon tersukses Nintendo. Dengan slogan ikonik "gotta catch 'em all!", Pokemon memiliki penggemar di seluruh dunia.

Pemain berperan sebagai trainer yang bertualang ke berbagai tempat untuk menangkap dan melatih monster fiktif menggunakan alat berbentuk bola yang disebut Poke Ball.

Monster yang telah ditangkap akan tinggal di dalam Poke Ball dan bisa dipanggil kapan pun. Itu sebabnya mereka disebut sebagai Pocket Monsters atau biasa disingkat Pokemon.

Baca juga: Game Pokemon Go Kini Hadir dalam Bahasa Indonesia

Setelah Pokemon Go yang dikembangkan Niantic Labs rilis pada 6 Juli 2016, penggemar akhirnya bisa merasakan menjadi trainer, dan berpetualang menangkap Pokemon.

Cikal bakal Pokemon Go

Dilansir Comicyears, kelahiran Pokemon Go tidak dapat dilepaskan dari sejarah studio pengembangnya, Niantic Labs.

Pada 2010, Google mendorong karyawannya mendirikan perusahaan rintisan atau start-up.

Salah satu karyawan Google, John Hanke, kemudian mendirikan Niantic Labs. Nama "Niantic" berasal dari nama kapal pemburu paus yang berlayar ke San Fransisco pada tahun 1800-an.

Proyek pertama Niantic Labs adalah gim ponsel berjudul Field Trip yang berbasis pada teknologi Global Positioning System (GPS).

Pemain diminta menemukan lokasi-lokasi keren dan tersembunyi di sekitar mereka.

Baca juga: Pendapatan Pokemon Go Terdongkrak di Masa Pandemi, Ini Penyebabnya

Kemudian, Niantic fokus mengembangkan gim berbasis augmented reality (AR) dengan tetap mempertahankan gameplay Field Trip.

Hasilnya, terciptalah Ingress yang kemudian mendongkrak nama mereka sebagai pengembang gim.

Untuk diketahui, AR adalah teknologi yang mampu menggabungkan benda maya dua dimensi atau tiga dimensi ke lingkungan nyata lalu memunculkan atau memproyeksikannya secara real time.

Niantic meluncurkan Ingress untuk Android pada November 2012. Awalnya, pemain hanya bisa memainkan Ingress jika mendapatkan undangan.

Kemudian, Niantic merilis gim itu ke publik pada Oktober 2013. Adapun versi iOS Ingress diluncurkan pada musim panas 2014.

Baca juga: Pokemon Go Kini Bisa Dimainkan Tanpa Harus Keluar Rumah

Dengan memanfaatkan teknologi GPS di ponsel, pemain berpetualang ke berbagai tempat untuk mencari dan menemukan "portal".

Dalam gim tersebut, pemain terbagi menjadi dua kubu, Enlightened dan Resistance.

Kedua kubu berupaya mengumpulkan Exotic Matter, sisa-sisa peradaban bangsa alien, dengan mengaktifkan "portal" yang dapat ditemukan di dunia nyata.

Biasanya, "portal" ada di bangunan bersejarah, monumen, dan sejenisnya.

Ingress mendapatkan sambutan positif dan melambungkan nama Niantic Labs, yang pada saat itu masih tim kecil dengan hanya memiliki 35 karyawan.

Pada September 2015, Niantic Labs memutuskan untuk berpisah dari Google.

Kemudian, mereka mengumumkan bahwa Nintendo dan The Pokemon Company menginvestasikan 30 juta dolar AS untuk proyek gim baru, Pokemon Go.

Baca juga: Setahun Main Pokemon Go, Berat Badan Orang Ini Turun 63 Kg

Gim itu memadukan inti permainan Pokemon, yaitu mencari dan menangkap monster, dengan mekanisme gameplay Ingress yang berbasis AR.

Bermodalkan miliaran penggemar di seluruh dunia, tak butuh waktu lama bagi Pokemon Go untuk meraih kesuksesan.

Sepekan setelah rilis, gim itu telah diunduh lebih dari 100 juta kali. Kemudian dalam waktu dua bulan, Pokemon Go mencatatkan 500 juta unduhan.

Mekanisme gim yang menuntut pemain aktif bergerak mencari Pokemon juga mendorong lebih banyak orang untuk berjalan kaki.

Dalam dua bulan, total pemain Pokemon Go telah berjalan sejauh 4,6 miliar kilometer. Pada akhir 2016, jarak yang ditempuh pemain mencapai 8,7 miliar kilometer.

Pokemon Go menjadi sebuah sensasi global. Pada masa awal gim diluncurkan, tidak sulit menemukan orang berjalan kaki sambil mengarahkan ponsel ke titik-titik tertentu untuk menemukan Pokemon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com