Filsuf Yunani menetapkan bahwa Bumi itu bulat sejak abad ketiga SM, tetapi baru pada abad ke-15 hal itu diterima secara umum.
Disusul kemajuan teknologi di dunia modern, manusia semakin mampu mengidentifikasi bentuk Bumi dan memastikan bentuknya bulat.
Namun, apa yang terjadi dengan mereka yang terjebak dalam teori kuno?
Di zaman modern, media sosial menjadi wadah berkembangnya tren teori konspirasi, termasuk Bumi datar.
Algoritma media sosial yang membiarkan orang melihat jenis konten yang mereka sukai muncul terus menerus mempersempit pandangan manusia.
Dari pemain bola basket terkenal musisi, rapper, pembawa acara TV, dan sejumlah selebritas ikut serta dalam gerakan Bumi datar.
Mereka membawa teori kuno kepada publik dan membuat mereka kembali mempercayainya.
Dosen Sekolah Budaya dan Komunikasi Universitas Melbourne Jennifer Beckett berpendapat, teori itu berkembang karena populisme dan ketidakpercayaan pada pandangan para ahli serta media arus utama.
"Ini benar-benar tentang kekuatan pengetahuan, dan meningkatnya ketidakpercayaan pada apa yang pernah kita anggap sebagai penjaga gerbang pengetahuan – seperti akademisi, lembaga ilmiah, atau pemerintah," kata Beckett, dikutip dari situs edukasi Universitas Melbourne.
Dunia dihadapkan dengan masa di mana ucapan influencers lebih dipercaya dibanding ucapan ahli yang bekerja di bidangnya.
"Akademisi adalah akademisi, bukan karena mereka mencoba menarik perhatian orang, tetapi karena kami menghabiskan banyak waktu untuk melatih dan memikirkan secara mendalam tentang masalah ini," ujar Beckett.