KOMPAS.com - Film Jaws besutan sutradara Steven Spielberg sukses merajai bioskop pada masanya.
Film yang rilis perdana pada 20 Juni 1975 ini mengisahkan tentang teror hiu putih di sebuah pantai di kota fiktif bernama Amity.
Meski sukses besar di pasaran, namun Spielberg mengaku menyesal karena penggambaran brutal hiu putih dalam film tersebut telah memicu penurunan populasi hiu.
"Saya benar-benar, dan sampai hari ini, menyesali musnahnya populasi hiu karena buku itu dan filmnya," kata Spielberg, dikutip dari Smithsonian Magazine.
Baca juga: 20 Juni 1975: Jaws Tayang Perdana dan Ubah Lanskap Film Blockbuster
Adapun Jaws diangkat dari novel dengan judul yang sama. Novel itu ditulis Peter Benchley dan terbit pada Februari 1974.
Pada tahun-tahun setelah rilis film tersebut, jumlah hiu besar di perairan timur Amerika Utara menurun sekitar 50 persen.
Menurut mantan Direktur Florida Program for Shark Research, George Burgess, Jaws telah mendorong orang-orang di Pantai Timur Amerika Serikat memburu hiu sebagai "olahraga".
Teror hiu putih raksasa dalam Jaws juga memunculkan stigma bahwa hiu adalah makhluk ganas pemakan manusia.
Pakar fobia Christopher Paul Jones mengatakan, para pengidap galeofobia (ketakutan berlebih pada hiu) yang ditemuinya sering menyebut Jaws sebagai alasan ketakutan mereka.
Tak hanya Spielberg, mendiang penulis novel Jaws Peter Benchley juga meminta maaf secara terbuka atas dampak bukunya terhadap populasi hiu.
Baca juga: Koleksi Lego Ideas Terbaru Tampilkan Set dari Film Jaws
Bahkan, dia terjun menjadi seorang konservasionis yang secara aktif memperjuangkan perlindungan satwa.
"Tidak ada hiu pemakan manusia. Nyatanya, hiu jarang menggigit manusia lebih dari satu kali, karena kita sangat kurus dan tidak menarik bagi mereka," ungkap Benchley.
Penggambaran hiu sebagai makhluk buas pemangsa manusia telah mengaburkan fakta bahwa yang terjadi justru sebaliknya.
Meski hiu diperkirakan membunuh 10 manusia setiap tahun, tetapi manusia bertanggung jawab terhadap pembantaian lebih dari 100 juta hiu dalam kurun waktu yang sama.
Menurut data American Oceans, sekitar 7 persen dari semua spesies hiu dibunuh setiap tahun. Itu berarti, ada sekitar 11.000 hiu yang terbunuh setiap jam.
Baca juga: Bintang Film Jaws, Lee Fierro, Meninggal Dunia karena Virus Corona
Perburuan sirip hiu dinilai oleh ilmuwan sebagai faktor utama yang menyebabkan penurunan cepat populasi hiu dunia.
Sirip hiu diambil untuk dihidangkan sebagai sup yang populer di China dan negara-negara Asia Timur lainnya.
Banyak hiu dikembalikan ke laut setelah diambil siripnya, membuat mereka mati kehabisan darah atau karena tidak bisa lagi berenang.
Perburuan sirip hiu telah meningkat drastis sejak tahun 1970, yang menyebabkan populasi hiu menurun sejak saat itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.