Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Tersiar klaim keliru soal ventilator yang digunakan pada pasien Covid-19. Informasi keliru ini beredar melalui media sosial.
Ventilator merupakan alat bantu napas yang dipasangkan pada pasien. Alat ini kerap dipasangkan pada pasien yang terjangkit virus corona.
Narasi di media sosial menyebut bahwa penggunaan ventilator disebut telah membunuh hampir semua pasien Covid-19.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi yang menyebut bahwa ventilator membunuh semua pasien Covid-19, ditemukan di sejumlah unggahan seperti ini, ini, dan ini. Salah satu arsipnya dapat dilihat di sini.
Ketiga unggahan itu menyertakan tangkapan layar twit bertuliskan berikut:
Laporan Resmi:
Ventilator Membunuh Hampir SEMUA Pasien COVID
"Vaksin tidak dibuat untuk COVID. COVID dibuat untuk vaksin. Begitu Anda menyadarinya, segalanya masuk akal," tulis salah satu akun pada Minggu (14/5/2023) dalam terjemahan bahasa Indonesia.
Tangkapan layar yang diunggah diduga bersumber dari artikel di situs The People Voice. Salah satu twit viral yang menyertakan artikel tersebut diunggah akun ini.
Artikel yang dirujuk membahas studi yang dilakukan oleh Universitas Northwestern sebagai bukti bahwa ventilator membunuh pasien Covid-19.
Dilansir Politifact, Benjamin Singer salah satu penulis studi yang dimaksud membantah klaim yang disebut pada artikel.
Studi yang ia dan rekannya tersebut dilakukan untuk meninjau kasus pasien pneumonia terkait Covid-19 yang menggunakan ventilator.
Tidak hanya pneumonia, studi tersebut juga meninjau keterkaitan penggunaan ventilator terhadap penyakit pernapasan lain yang dikaitkan dengan Covid-19.
Hasil penelitian menunjukkan, pasien yang menderita pneumonia akibat Covid-19 jauh lebih mungkin tertular penyakit sekunder, yang disebut pneumonia terkait ventilator.
Ada sekitar 57,4 persen pasien Covid-19 yang diteliti terjangkit pneumonia sekunder dibandingkan dengan pasien dengan pneumonia bentuk lain sebanyak 25 persen.