Mendalami ajaran Islam butuh waktu yang sangat panjang. Ia mencontohkan pengalamannya ketika menerima seorang warga Tionghoa yang ingin mempelajari Islam.
Selama lebih dari satu tahun, Naga memberikan konsultasi, mendampingi, dan berdiskusi, hingga akhirnya warga tersebut benar-benar yakin untuk memeluk Islam.
Naga meyakini tidak ada paksaan dalam Islam. Baginya, Islam adalah kedamaian.
Ia memahami Islam sebagai agama yang membawa keselamatan, kesejahteraan, dan ketenteraman. Selain itu, Islam juga berarti berserah diri dan taat kepada segala perintah-Nya.
“Hal yang terpenting adalah ketenteraman, kedamaian, harus mewarnai lingkungan sekitar kita,” ujar Naga saat ditemui di Masjid Lautze, Senin (10/4/2023).
“Artinya, kita harus bisa membawa keselamatan kepada orang lain dan juga membawa kedamaian terhadap lingkungan sekitar,” ucapnya.
Pengalaman spiritual juga dialami oleh Budiman (52), warga Pademangan, Jakarta Utara. Ia memutuskan untuk memeluk Islam pada 1985 ketika masih duduk di bangku SMP.
Ketertarikannya terhadap Islam bermula ketika ia membaca Al Quran dengan terjemahan bahasa Indonesia. Kemudian, ia mengaku merasa lebih tenang ketika melaksanakan shalat.
“Kalau kita berdoa, hati kita tenang. Walaupun ada kesulitan-kesulitan, misalnya ada masalah keluarga, kita bisa lebih rileks, batin kita tenang,” tutur dia.
Jemaah lainnya, Koh Aon atau Lim On Sioe (66), memutuskan menjadi mualaf pada 1998. Ia mengaku tertarik dengan agama Islam karena saat muda sering mendengar ceramah agama di radio.
Simak artikel selengkapnya dalam JEO Kompas.com, "Menyusuri Jalan Islam di Kawasan Pecinan".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.