Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Menipu Banyak Orang, Mengapa Dukun Pengganda Uang Masih Dipercaya?

Kompas.com - 10/04/2023, 12:54 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus pembunuhan yang dilakukan Slamet Tohari, dukun pengganda uang asal Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah menghebohkan publik belakangan ini.

Pria berusia 45 tahun itu secara sadis membunuh sejumlah orang yang meminta bantuan untuk menggandakan uang kepadanya.

Para korban dibunuh setelah berkali-kali menagih hasil penggandaan uang yang dijanjikan Slamet. Total, hingga kini terdapat 12 orang yang dibunuh Slamet.

Jenazah para korban tersebut ditemukan terkubur di lahan perkebunan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara.

Baca juga: Kronologi Empat Warga Lampung Jadi Korban Mbah Slamet, Diajak oleh Kijo Gandakan Uang ke Jawa

Cemas hidup

Kasus itu pun menambah panjang daftar penipuan dengan modus penggandaan uang yang terjadi di Indonesia. Kasus serupa berkali-kali terjadi, bahkan beberapa di antaranya juga berujung pada pembunuhan.

Sebelum terungkapnya kasus pembunuhan yang dilakukan Slamet, pada awal 2023 publik juga sempat digegerkan dengan terungkapnya pembunuhan yang dilakukan oleh komplotan Wowon Eriawan alias Aki (60) di Bekasi, Jawa Barat.

Wowon melakukan pembunuhan terhadap sembilan korban yang ditipu dengan modus penggandaan kekayaan secara supranatural.

Menanggapi masih maraknya kasus penipuan dengan modus penggandaan uang, sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drajat Tri Kartono menyebut kecemasan dalam hidup membuat beberapa orang memilih jalur pintas dengan pergi ke dukun.

Menurut Drajat, pengembangan modernisasi rasionalitas di Indonesia yang masih beriringan dengan pengetahuan tradisional memungkinkan orang percaya pada kekuatan supranatural yang bisa membuat hidup mereka menjadi lebih baik.

"Semakin orang merasakan ketidakpastian dalam hidup, ekonomi dan lainnya maka semakin mudah dia masuk ke sesuatu yang non rasional," ujar Drajat kepada Kompas.com, Jumat (7/4/2023).

"Padahal kalau orang rasionalitasnya sudah tinggi dan mengikuti agamanya dengan lurus dia tidak perlu pergi ke dukun," kata dia.

Baca juga: Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet Bunuh 12 Orang, Bagaimana agar Kasus Serupa Tak Terulang?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesetiaan Marco Reus dan Perpisahannya dengan Dortmund...

Kesetiaan Marco Reus dan Perpisahannya dengan Dortmund...

Data dan Fakta
[HOAKS] Penemuan Tengkorak Raksasa di Sri Lanka

[HOAKS] Penemuan Tengkorak Raksasa di Sri Lanka

Hoaks atau Fakta
Pakar HAM PBB Serukan Sanksi dan Embargo Senjata terhadap Israel

Pakar HAM PBB Serukan Sanksi dan Embargo Senjata terhadap Israel

Data dan Fakta
Pembantaian Tulsa, Kekerasan Rasial Terburuk dalam Sejarah AS

Pembantaian Tulsa, Kekerasan Rasial Terburuk dalam Sejarah AS

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Hashim Akui Kemenangan Anies Baswedan di Pilpres 2024

[HOAKS] Hashim Akui Kemenangan Anies Baswedan di Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
Menyoal Gazawood dan Pallywood, Tudingan Manipulasi Korban Serangan Israel

Menyoal Gazawood dan Pallywood, Tudingan Manipulasi Korban Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Cristiano Ronaldo Dukung Anak-anak Palestina Hasil Manipulasi AI

[KLARIFIKASI] Video Cristiano Ronaldo Dukung Anak-anak Palestina Hasil Manipulasi AI

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Foto Keanu Reeves Lari Menenteng Kamera Bukan karena Mencuri dari Paparazi

INFOGRAFIK: Foto Keanu Reeves Lari Menenteng Kamera Bukan karena Mencuri dari Paparazi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Menyebar Ikan Lele ke Saluran Air Bisa Cegah DBD? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Menyebar Ikan Lele ke Saluran Air Bisa Cegah DBD? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Konteks Keliru soal Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

[VIDEO] Konteks Keliru soal Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pemain Real Madrid Vinicius Junior Keturunan Indonesia

[HOAKS] Pemain Real Madrid Vinicius Junior Keturunan Indonesia

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com