Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolaborasi Pemeriksa Fakta dan Kecerdasan Buatan Perangi Misinformasi

Kompas.com - 29/03/2023, 09:01 WIB
Kristian Erdianto,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kolaborasi pemeriksa fakta dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menjadi salah satu strategi Facebook dalam memerangi misinformasi, terutama jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Pemeriksa fakta independen berperan mengidentifikasi dan meninjau potensi kesalahan informasi pada konten, yang memungkinkan Facebook mengambil tindakan.

Kepala Kebijakan Misinformasi Asia Pasifik Meta Alice Budisatrijo menuturkan, sejak 2018 Facebook telah bekerja sama dengan pemeriksa fakta di Indonesia. Saat itu, Facebook menggandeng Tirto.id.

Kemudian, jumlah pemeriksa fakta kian bertambah. Kini, perusahaan asal Amerika Serikat itu telah bekerja sama dengan enam pemeriksa fakta yang disertifikasi oleh International Fact-Checking Network (IFCN).

“Di Indonesia kamu punya enam mitra, yaitu Kompas.com, Liputan6.com, Tempo, Tirto, Mafindo, dan AFP. Pemeriksa fakta kami semua sudah disertifikasi oleh IFCN,” ujar Alice, saat jumpa pers di kawasan Sudirman Central Business District, Jakarta, Jumat (24/3/2023).

“Dengan enam pemeriksa fakta inilah kami bekerja sama, lebih fokus lagi ke konten-konten yang berkaitan dengan pemilu,” tutur dia.

Saat ini Facebook bermitra dengan sekitar 90 pemeriksa fakta pihak ketiga independen di seluruh dunia yang bekerja dalam lebih dari 60 bahasa.

Di Asia Pasifik, pemeriksa fakta tersebut berada di Indonesia, Singapura, Malaysia, Hong Kong, Myanmar, Thailand, Sri Lanka, Bangladesh, Pakistan, dan Mongolia.

Selain itu, juga di Kazakhstan, Korea Selatan, Taiwan, India, Filipina, Australia, Selandia Baru, dan Kepulauan Pasifik.

Alice mengatakan, seluruh pemeriksa fakta memiliki akses ke dashboard yang berisi konten-konten berpotensi misinformasi.

Dashboard tersebut mengandalkan AI atau machine learning yang diprogram berdasarkan artikel-artikel cek fakta dalam lima tahun terakhir.

Menurut Alice, artikel yang dibuat pemeriksa fakta melatih AI untuk bisa lebih mengenali konten-konten misinformasi.

“Jadi sekarang ini mereka (AI) sudah lebih fokus, bisa menemukan konten-konten yang mestinya mereka cek fakta dan menjelang pemilu nanti tentunya lebih banyak konten-konten yang mereka periksa faktanya,” kata Alice.

Dengan pengguna lebih dari 2 miliar dan ratusan juta konten setiap hari, Facebook tidak mungkin hanya mengandalkan pemeriksa fakta. Tentunya, AI juga penting untuk mendeteksi potensi misinformasi.

Alice menjelaskan, AI bisa mengenali konten yang berpotensi misinformasi. Kemudian Facebook menekan tingkat distribusinya agar unggahan tersebut tidak viral.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi 'Online'

[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir 'Friends' pada 2004

Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir "Friends" pada 2004

Sejarah dan Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

Hoaks atau Fakta
Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com