Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Turkiye Dipicu Pergerakan Tiga Lempeng, Bukan Serangan Sistemik

Kompas.com - 10/02/2023, 19:20 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

Gempa bermagnitudo 7,8 dipicu oleh dua patahan yang bergerak menyamping terhadap satu sama lain, atau sebuah strike slip.

Pergeseran yang terjadi akibat tekanan kuat dan terus terakumulasi hingga batas tertentu ini kemudian memicu gempa lainnya berkekuatan M 7,5 di sesar berbeda.

"Gempa susulan tidak harus berada di patahan asli, tetapi karena gempa kedua mendekati gempa pertama, gempa ini menonjol dan bukan gempa susulan biasa," ujar seismolog Judith Hubbard.

Dari data seismograf yang tercatat di berbagai negara, serta analisis USGS, gempa di Turkiye merupakan bencana alam.

Tidak ditemukan adanya campur tangan manusia atau kubu politik tertentu atas penyebab terjadinya bencana tersebut.

Bantahan ahli gempa

Ahli geofisika sekaligus juru bicara USGS, Lisa Wald menjelaskan, gempa yang terjadi di Turkiye merupakan gempa tektonik. Pusat gempa merupakan wilayah yang rawan.

Dia menjelaskan, gempa terjadi akibat lempeng-lempeng yang ujung-ujungnya terkunci bergerak lambat dalam waktu yang lama.

Aktivitas itu membuat lempeng mengalami gesekan dan ujung-ujung lempeng bergeser.

"Daerah yang sangat aktif secara seismik karena berada di wilayah batas lempeng dari tiga lempeng tektonik yang berbeda," ujarnya, dilansir Politifact.

Adapun tiga lempeng tektonik bertemu di wilayah Turki, yakni lempeng Arab, Anatolia, dan Afrika.

Seismolog di National Earthquake Information Center Colorado, Yaareb Altaweel mengatakan, ketika bersinggungan, lempeng tersebut menghasilkan gesekan dan tekanan yang dilepaskan sebagai gempa bumi.

Manusia memang dapat memicu gempa, tetapi tidak sebesar yang terjadi di Turkiye belakangan.

Gempa yang dibuat manusia melibatkan aktivitas pertambangan permukaan hingga bawah tanah, serta injeksi cairan ke dalam formasi bawah tanah.

Narasi mengenai gempa yang terjadi adalah serangan sistemik merupakan disinformasi yang menyesatkan.

Disinformasi semacam itu berbahaya karena dapat menghalangi penyaluran bantuan kepada para korban, baik berupa dana maupun dukungan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Komedian Sule Meninggal karena Kecelakaan

[HOAKS] Komedian Sule Meninggal karena Kecelakaan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Demo Terkait Kasus Pegi Setiawan di Cirebon pada 1 Juni

[HOAKS] Video Demo Terkait Kasus Pegi Setiawan di Cirebon pada 1 Juni

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Paket COD di Yogyakarta dari Sindikat Narkoba China

[HOAKS] Paket COD di Yogyakarta dari Sindikat Narkoba China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wali Kota Boston Michelle Wu Keturunan Indonesia

[HOAKS] Wali Kota Boston Michelle Wu Keturunan Indonesia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Terawan Promosikan Obat Hipertensi

[HOAKS] Video Terawan Promosikan Obat Hipertensi

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Artis Meninggal dan Gibran Batal Dilantik

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Artis Meninggal dan Gibran Batal Dilantik

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Ada Hujan Ikan di Iran, Peristiwa Lele Berserakan Terjadi di China

INFOGRAFIK: Tidak Ada Hujan Ikan di Iran, Peristiwa Lele Berserakan Terjadi di China

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks KFC Beri Voucher 3 Ember Ayam Goreng Gratis, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks KFC Beri Voucher 3 Ember Ayam Goreng Gratis, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Menilik Misi Dokter Lintas Batas di Daerah Bencana sampai Zona Perang

Menilik Misi Dokter Lintas Batas di Daerah Bencana sampai Zona Perang

Data dan Fakta
[HOAKS] Foto Ferdy Sambo Berada di Luar Negeri

[HOAKS] Foto Ferdy Sambo Berada di Luar Negeri

Hoaks atau Fakta
Hoaks soal 5 Pendiri NASA, dari Walt Disney sampai Aleister Crowley

Hoaks soal 5 Pendiri NASA, dari Walt Disney sampai Aleister Crowley

Hoaks atau Fakta
Kesetiaan Marco Reus dan Perpisahannya dengan Dortmund...

Kesetiaan Marco Reus dan Perpisahannya dengan Dortmund...

Data dan Fakta
[HOAKS] Penemuan Tengkorak Raksasa di Sri Lanka

[HOAKS] Penemuan Tengkorak Raksasa di Sri Lanka

Hoaks atau Fakta
Pakar HAM PBB Serukan Sanksi dan Embargo Senjata terhadap Israel

Pakar HAM PBB Serukan Sanksi dan Embargo Senjata terhadap Israel

Data dan Fakta
Pembantaian Tulsa, Kekerasan Rasial Terburuk dalam Sejarah AS

Pembantaian Tulsa, Kekerasan Rasial Terburuk dalam Sejarah AS

Sejarah dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com