"Itu termasuk kampanye lapangan, pengamatan satelit penginderaan jauh dan studi pemodelan," kata Jacobs, dilansir USA Today, Jumat (9/9/2022).
Narasi di media sosial yang menyebut bahwa NASA menghentikan eksplorasi lautnya pada 1978, merupakan narasi keliru.
"Khusus mengenai eksplorasi di bawah permukaan laut, NASA terus terlibat dalam penelitian ini, dengan ilmu berbasis kapal dan sensor yang melibatkan laut yang lebih dalam," lanjut Jacobs.
Narasi soal adanya kraken dan megalodon juga bukan alasan yang tepat mengapa NASA melakukan penjelajahan di lautan terdalam Bumi.
BBC pada 13 Januari 2022 menulis mengenai alasan NASA melakukan eksplorasi di lautan terdalam Bumi.
Lautan menutupi lebih dari 70 persen permukaan Bumi, sementara lebih dari 80 persennya masih belum dijelajahi oleh manusia.
Bahkan, ilmu soal permukaan Mars dan Bulan jauh lebih banyak dibanding dengan informasi soal dasar samudra planet tempat hidup manusia sendiri.
Baca juga: Seperti Apa Rasanya Jadi Astronot NASA? Ini Beberapa Faktanya
Dengan melakukan penjelajahan lautan dalam, NASA berharap dapat mengungkap misteri planet yang masih belum terpecahkan.
Salah satunya, mempelajari mengenai palung laut yang terbentang 11 km di bawah permukaan laut. Ada pula upaya untuk mengidentifikasi formasi batuan, cangkang, dan fitur lain di dasar samudra untuk membangun peta tiga dimensi.
Harapannya, eksplorasi oseanografi dapat menghasilkan penemuan ilmiah yang dapat membuat manusia hidup di lautan yang lebih sehat.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa NASA tidak menghentikan eksplorasi lautannya, setidaknya sampai 2024.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.