Kegiatan mereka mendayung perahu mencari jenazah ini pun menjadi cikal bakal perlombaan perahu naga setiap tahun.
Sementara, bacang menjadi makanan simbolik di mana masyarakat membungkus makanan dengan bumbung bambu, yang kemudian diganti dengan daun bambu.
Tradisi makan bacang secara resmi menjadi kegiatan rutin dalam Festival Duan Wu, sejak Dinasti Jin.
Sajian beras atau ketan dengan isian daging ini juga tak selalu berbentuk piramida.
Di Taiwan misalnya, di zaman Dinasti Ming akhir, bentuk bacang yang dibawa dari pendatang Fu Jian berbentuk bulat gepeng. Selain daging, ada pula yang berisi sayur-sayuran.
Ada pula bacang yang dibuat kecil-kecil tanpa isi, yang dimakan bersama serikaya.
Kicang adalah versi lain dari bacang. Jika bacang berisi daging atau pendamping lain, kicang murni dari ketan tanpa tambahan apa pun.
Kicang juga biasa disebut kuecang atau kwecang. Namanya berasal dari kata ki yang berarti air.
Secara tradisional, air ki dihasilkan dari pencampuran air dengan abu hasil pembakaran merang, sehingga menghasilkan air alkali.
Air ini berguna untuk mengenyalkan tekstur bahan yang mengandung karbohidrat, termasuk ketan.
Air inilah yang membuat kicang berwarna kekuningan mengkilap, dengan tekstur lebih kenyal.
Bila dilihat dari bungkus daun bambunya, kicang memiliki warna daun yang tampak lebih muda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.