Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan PBB: Lapisan Ozon Bisa Dipulihkan dalam Beberapa Dekade

Kompas.com - 14/01/2023, 11:03 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan, upaya memulihkan lapisan ozon yang berlubang mulai membuahkan hasil.

Dilansir BBC, lapisan ozon adalah bagian tipis dari atmosfer Bumi yang menyerap sebagian besar radiasi ultraviolet dari Matahari.

Ketika lapisan ini hilang, radiasi dapat mencapai permukaan Bumi dan membahayakan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Radiasi ultraviolet dapat merusak DNA dan menyebabkan kulit terbakar, serta meningkatkan risiko masalah jangka panjang seperti kanker kulit.

Lapisan ozon mulai menipis pada 1970-an. Kemudian, para ilmuwan menemukan lubang menganga di lapisan tersebut pada 1985.

Upaya memulihkan lapisan ozon

Para ilmuwan menemukan, klorofluorokarbon (CFC) yang biasa ditemukan di kaleng semprot, lemari es, insulasi busa, dan air conditioner (AC), sebagai zat kimia yang bertanggung jawab atas menipisnya lapisan ozon.

Pada 1987, sebanyak 46 negara menandatangani Protokol Montreal, yaitu perjanjian untuk mengurangi dan menghilangkan pemakaian CFC secara bertahap.

Kesepakatan tersebut kemudian menjadi perjanjian PBB pertama yang mencapai ratifikasi universal, dan hampir 99 persen zat perusak ozon itu dilarang.

Kini, sebuah laporan yang dibuat badan-badan di PBB, Amerika Serikat, dan Uni Eropa mengatakan bahwa Protokol Montreal berfungsi seperti yang diharapkan.

Laporan yang dipublikasikan pada Oktober 2022 itu menyebutkan, jika kebijakan saat ini dipertahankan, maka kondisi lapisan ozon dapat dipulihkan ke kondisi pada 1980, yakni sebelum lubang ozon muncul.

Dalam dua dekade, lapisan ozon di berbagai belahan Bumi dapat dipulihkan. Sementara lapisan ozon di Arktika (Kutub Utara) diperkirakan pulih pada 2045.

Adapun lapisan ozon di Antartika (Kutub Selatan) yang mengalami penipisan terparah, diperkirakan akan pulih pada 2066.

Dampak pemulihan lapisan ozon

Meskipun penipisan ozon membawa potensi bahaya radiasi matahari, namun hal itu bukan penyebab utama perubahan iklim.

Kendati demikian, laporan PBB menyebutkan bahwa upaya menyelamatkan lapisan ozon memiliki efek positif pada pemanasan global.

Sebab, beberapa bahan kimia berbahaya yang dihapus sesuai Protokol Montreal adalah gas rumah kaca yang kuat.

Penghapusan itu akan mencegah pemanasan hingga 1 derajat Celcius pada pertengahan abad ini, jika dibandingkan dengan meningkatkan penggunaannya sebesar 3 persen per tahun.

Sebagai catatan, laporan tersebut memperingatkan bahwa kemajuan berkelanjutan pada pemulihan lapisan ozon sangat bergantung pada banyak faktor.

Misalnya, usulan untuk membatasi pemanasan global dengan mengirimkan jutaan ton sulfur dioksida ke atmosfer bagian atas, yang dikenal sebagai injeksi aerosol stratosfer, dapat membalikkan progres pemulihan lapisan ozon secara drastis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Rafael Alun Korupsi Rp 3.000 Triliun

[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Rafael Alun Korupsi Rp 3.000 Triliun

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Manipulasi Video Ledakan Asteroid Saat Menabrak Bulan

[KLARIFIKASI] Manipulasi Video Ledakan Asteroid Saat Menabrak Bulan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Berikan Pujian kepada Timnas Indonesia U23

[HOAKS] Ronaldo Berikan Pujian kepada Timnas Indonesia U23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bulan Kembar di Pegunungan Arfak pada 26 April

[HOAKS] Bulan Kembar di Pegunungan Arfak pada 26 April

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Pelatih Korsel Mengamuk Usai Kalah dari Indonesia di Piala Asia U23

[HOAKS] Video Pelatih Korsel Mengamuk Usai Kalah dari Indonesia di Piala Asia U23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan Pertamina soal Video Konsumen Cekcok di SPBU Putussibau

[KLARIFIKASI] Penjelasan Pertamina soal Video Konsumen Cekcok di SPBU Putussibau

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda | Bahaya SO2 di Jawa

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda | Bahaya SO2 di Jawa

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Sandra Dewi Dijemput Paksa Polisi

[VIDEO] Beredar Hoaks Sandra Dewi Dijemput Paksa Polisi

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konten Satire, Jokowi Pegang 'Kartu Kabur Saat Demo'

[KLARIFIKASI] Konten Satire, Jokowi Pegang "Kartu Kabur Saat Demo"

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks Uang Nasabah Hilang di Bank akibat Bansos Pemilu, Jangan Terhasut!

[VIDEO] Hoaks Uang Nasabah Hilang di Bank akibat Bansos Pemilu, Jangan Terhasut!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pengibaran Bendera GAM Setelah Putusan MK, Awas Provokasi

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pengibaran Bendera GAM Setelah Putusan MK, Awas Provokasi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan Indonesia soal Upaya Normalisasi Hubungan dengan Israel

INFOGRAFIK: Bantahan Indonesia soal Upaya Normalisasi Hubungan dengan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com