Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data dan Fakta Terkait Gempa M 7,5 di Maluku

Kompas.com - 10/01/2023, 14:14 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa berkekuatan M 7,9 mengguncang Provinsi Maluku, pada Selasa (10/1/2023) dini hari. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa terjadi pukul 00.47 WIB.

Setelah peristiwa gempa, muncul peringatan dini tsunami. Sekitar tiga jam kemudian, peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir.

Untuk menghindari kekeliruan informasi terkait peristiwa gempa di Maluku, berikut data dan faktanya.

Lokasi gempa

Berdasarkan laporan BMKG, gempa bumi tektonik pada Selasa (10/1/2023) mengguncang wilayah Pantai Utara, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku.

"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 7,5," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono kepada Kompas.com.

Episenternya terletak di koordinat 7,37 derajat Lintang Selatan 130,23 derajat Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 136 km arah Barat Laut Maluku Tenggara Barat, Maluku.

Gempa bumi ini terjadi laut dengan kedalaman 130 km.

Jenis gempa bumi

Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, BMKG mengategorikan sebagai jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi Laut Banda.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault," terang Daryono.

Gempa akibat pergeseran lempeng bumi disebut juga gempa tektonik.

Gempa susulan

Setelah gempa berkekuatan M 7,5, terjadi gempa susulan dengan magnitudo terbesar 5,5 dan terkecil 4,1.

Berdasarkan pantauan BMKG hingga pukul 04.00 WIB Selasa (10/1/2023), setidaknya ada empat aktivitas gempa susulan atau aftershock.

Dampak gempa

Dampak gempa dibagi ke dalam skala intensitas antara I-V, berdasarkan tingkat kerusakan dari yang aman hingga terparah.

Untuk skala intensitas V MMI (Modified Mercalli Intensity) atau kerusakan berat, dirasakan di daerah Saumlaki.

Getarannya dirasakan hampir semua penduduk, hingga banyak orang terbangun dini hari.

Skala intensitas III-IV MMI dirasakan di daerah Dobo.

Adapun pada siang hari, gempa dirasakan oleh banyak orang banyak di dalam rumah dan sebagian yang sedang beraktivitas di luar.

Dampak pada bangunannya yakni gerabah pecah, jendela danpintu berderik, serta dinding berbunyi.

Sementara, skala intensitas III-IV MMI terjadi daerah Sorong, Kaimana, Alor, Waingapu, Waijelu, Lembata Bila. Pada siang hari, gempa dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Kemudian, skala intensitas II-III MMI terjadi di daerah Kairatu, Merauke, Nabire, Tanah Merah, Wamena, Bakunase, Kolhua, Sabu, Rote, Ende, Amarasi Selatan, Kota Kupang dengan getaran dirasakan nyata dalam rumah.

Terakhir, skala intensitas II MMI, yang getarannya mirip truk lewat, terjadi di daerah Ambon dan Piru. Getarannya hanya dirasakan beberapa orang, serta benda ringan yang digantung bergoyang.

Gempa itu juga dilaporkan terasa hingga wilayah lainnya, seperti Papua hingga ke luar negeri.

Diwartakan Kompas.com, Selasa (10/1/2023), gempa di Maluku bahkan terasa hingga Australia.

Guncangan dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah Darwin, Australia Utara. Jarak antara pusat gempa hingga wilayah tersebut yakni sekitar 500 km.

Terkait kejadian tersebut, Pusat Peringatan Tsunami Australia tidak mengeluarkan peringatan dini tsunami di wilayahnya.

Peringatan dini tsunami

BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami setelah gempa M 7,5 di Maluku.

Menurut catatan awal, tercatat gempa 7,9 M terjadi di Maluku Tenggara Barat dan menunjukkan adanya potensi tsunami dengan tingkat ancaman siaga dan waspada.

Setelah melakukan pembaruan parameter, rupanya gempa yang terjadi berkekuatan M 7,5.

Berdasarkan hasil pemodelan tsunami dengan parameter terbaru, tidak menunjukkan adanya potensi tsunami.

Adapun di sekitar sumber gempa bumi, seperti di daerah Seira, Adaut, Lirang, dan Larat tidak menunjukkan adanya anomali atau perubahan tinggi muka air laut yang signifikan.

Peringatan dini tsunami dinyatakan telah berakhir pada pukul 03.43 WIB.

"Mengingat Peringatan Dini Tsunami telah berakhir, masyarakat di wilayah pesisir dihimbau untuk dapat beraktivitas kembali seperti biasa," pungkas Daryono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Foto Keanu Reeves Lari Menenteng Kamera Bukan karena Mencuri dari Paparazi

INFOGRAFIK: Foto Keanu Reeves Lari Menenteng Kamera Bukan karena Mencuri dari Paparazi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Menyebar Ikan Lele ke Saluran Air Bisa Cegah DBD? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Menyebar Ikan Lele ke Saluran Air Bisa Cegah DBD? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Konteks Keliru soal Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

[VIDEO] Konteks Keliru soal Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pemain Real Madrid Vinicius Junior Keturunan Indonesia

[HOAKS] Pemain Real Madrid Vinicius Junior Keturunan Indonesia

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Data dan Fakta
Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com