Sebuah unggahan video aksi pemukulan dengan berlatar belakang tribune sebuah lapangan sepak bola beredar di media sosial.
Dalam narasinya disebutkan bahwa seorang petugas berseragam memukul suporter, sehingga memicu kemarahan suporter lain di Stadion Kanjuruhan, Malang dan membuat terjadinya Tragedi Kanjuruhan.
Namun ternyata narasi tersebut keliru, setelah ditelusuri beberapa foto dan klip dalam video tidak terkait dengan Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu.
Video tersebut adalah kericuhan pada 2018 ketika laga antara Arema FC melawan Persib Bandung.
Selengkapnya baca di sini
Usai terjadinya Tragedi Kanjuruhan, di media sosial muncul narasi yang mengeklaim bahwa FIFA telah memberikan sanksi kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Sanksi tersebut yakni dengan membekukan PSSI selama 8 tahun.
Namun setelah dilakukan penelusuran narasi tersebut tidak benar. Di laman resminya FIFA hanya menyampaikan belasungkawa, tetapi tidak ada pernyataan mengenai sanksi yang akan dijatuhkan.
Sampai saat ini pun tidak ditemukan informasi bahwa FIFA telah menjatuhkan sanksi kepada PSSI.
Selengkapnya baca di sini
Beredar di media sosial unggahan yang menyebutkan bahwa FIFA memberikan sanksi dengan mencabut Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023.
Pencabutan tersebut diklaim karena terjadinya Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 100 orang lebih.
Namun setelah ditelusuri, narasi tersebut keliru. FIFA tidak memberikan sanksi kepada Indonesia maupun mencabut keputusan soal penyelenggaraan Piala Dunia U20 2023.
Di laman resminya FIFA hanya mengucapkan belasungkawa atas terjadinya Tragedi Kanjuruhan yang memakan ratuan korban tewas.
Selengkapnya baca di sini.