KOMPAS.com - Pada 30 November 1994, penyanyi rap Tupac Shakur dan tiga rekannya memasuki lobi gedung Quad Recording Studio, di 723 Seventh Avenue, New York City.
Dua pria mengikuti rombongan itu masuk lewat pintu depan-dan bersama pria ketiga yang sudah ada di dalam gedung-menodongkan pistol sembari berteriak, "angkat tangan!"
Tupac sempat mendebat salah seorang pria bersenjata itu dan menolak untuk menyerah. Dia kemudian mencoba "melumpuhkan" salah seorang pria bersenjata.
Baca juga: Sotheby’s to Auction Love Letters and Crown from Tupac and Rapper Biggie
Dalam perkelahian itu, Tupac ditembak lima kali: di kepala, tangan, dan selangkangan. Dia mengalami pendarahan dalam.
Manajer Tupac, Freddie Moore, ditembak pada bagian perut. Dua rekan Tupac lain membopongnya naik ke studio rekaman, kemudian mereka memanggil polisi.
Ketiga pria itu melarikan diri setelah merampok perhiasan senilai 45.000 dollar AS, termasuk sebuah cincin berlian dan beberapa rantai emas besar.
Polisi mengatakan bahwa insiden yang terjadi sekitar pukul 12.30 itu adalah perampokan biasa. Mereka menilai para bandit itu tampaknya tidak tahu siapa yang mereka serang.
"Siapa pun yang masuk ke gedung itu saat itu akan dirampok," kata Asisten Kepala Polisi New York John Hill.
Akan tetapi, seorang sumber polisi yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa Tupac memberi tahu polisi bahwa dia yakin para penyerang mengenalnya.
Baca juga: Rapper Takeoff Migos Tewas Ditembak di Houston
Kecurigaan serupa juga disampaikan pengacara Tupac, Michael Warren, saat konferensi pers di Manhattan. Dia menilai bahwa peristiwa itu bukan perampokan biasa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.