Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Klip tersebut diunggah di kanal YouTube Bloomberg Politics pada 8 Juli 2022.
"Ini adalah tindakan barbar yang terjadi saat pemilu berlangsung, yang merupakan landasan dari demokrasi. Ini kejahatan yang tidak bisa dimaafkan," kata Kishida.
5. Klip pidato Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un
"Kami siapkan nuklir untuk bantu NKRI. Australia memang harus diberi tindakan tegas," demikian teks yang tertera pada video.
Hasil reverse image search menunjukkan bahwa klip tersebut berasal dari pidato tahun baru yang disampaikan Kim Jong Un pada 1 Januari 2019.
Dalam pidatonya, Kim Jong Un menyatakan siap mendenuklirisasi Korea Utara.
Klip tersebut diunggah di kanal YouTube South China Morning Post pada 1 Januari 2019.
"Saya siap duduk satu meja lagi dengan presiden Amerika Serikat dan berupaya mencapai hasil yang diharapkan oleh komunitas internasional," kata Kim Jong Un.
6. Klip pidato Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
"Jangan biarkan saudara kami. Saya akan bela Indonesia jika Australia mengganggu kedaulatan NKRI," demikian teks yang tertera pada video.
Hasil reverse image search menunjukkan bahwa klip tersebut berasal dari pidato Erdogan saat menghadiri Kuala Lumpur Summit 2019. Pidato itu disampaikan pada 20 Desember 2019.
Dalam pidatonya, Erdogan menyampaikan bahwa 94 persen orang yang terbunuh dalam konflik dunia adalah muslim.
Video pidato itu dipublikasikan media Turki, Anadolu Agency (AA) pada 20 Desember 2019.
"Secara umum 94 persen orang yang terbunuh dalam konflik dunia adalah muslim. Saat ini satu dari tiga senjata yang diproduksi telah dijual di Timur Tengah. Bukannya membelanjakan sumber daya mereka untuk pendidikan, kesehatan, riset dan pengembangan, umat Islam justru saling menodongkan senjata," kata Erdogan.
Video yang dinarasikan berisi dukungan dari kepala negara Rusia, China, Arab Saudi, Jepang, Korea Utara, dan Turki untuk Indonesia adalah hoaks.
Teks terjemahan bahasa Indonesia pada video menyebutkan bahwa para kepala negara tersebut siap membantu Indonesia melawan Australia yang akan merebut Pulau Pasir.
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan bahwa teks terjemahan dari pernyataan para kepala negara tersebut tidak sesuai dengan versi aslinya.
Selain itu, klaim yang menyatakan bahwa Australia akan merebut Pulau Pasir juga keliru, karena wilayah tersebut dimiliki Australia, bukan Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.