Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan Soe Hok Gie soal Sarekat Islam Semarang dan Akar Gerakan Marxis di Indonesia

Kompas.com - 17/10/2022, 13:00 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

“Saya pikir bukanlah hal yang kebetulan saja menghebatnya gerakan-gerakan Samin di tahun 1917, bersamaan waktunya dengan munculnya ide-ide sosialis Sarekat Islam Semarang,” tulis Gie.

“Gerakan komunis bahkan mereka terjemahkan ke gerakan Saminis. Sarekat Islam Semarang merupakan gerakan dari sekelompok manusia yang tak mungkin melepaskan dirinya dari zaman lampaunya. Alam yang mendahuluinya, alam tradisional,” ungkap Gie.

Persoalan agraria yang terjadi pada 1917-an memengaruhi pergerakan Sarekat Islam Semarang dan menjadikan organisasi tersebut lebih revolusioner. Mereka melihat adanya penindasan terhadap para petani di desa-desa.

Bagi Sarekat Islam Semarang kenyataan itu menjadi alasan bagi mereka untuk mengungkapkan ketidakpuasan dan ketidapercayaan kepada pemerintah.

Hal lain yang membuat Sarekat Islam Semarang begitu revolusioner adalah kenyataan bahwa saat itu angka kematian di Semarang cukup tinggi karena wabah pes.

Sarekat Islam memprotes pemerintah Kota Praja Semarang yang bertindak tidak bijaksana dan memperlakukan masyarakat secara sewenang-wenang.

“Bagi kalangan rakyat jelata yang buta huruf dan miskin, situasi 1917 di Semarang itu membuat keadaan masak untuk gerakan-gerakan radikal revolusioner dari Semaoen dan kawan-kawanya,” ujar Gie.

Peran Sneevliet

Keadaan buruk yang terjadi pada 1917 sampai 1918 tidak disangkal oleh kelompok pergerakan di Indonesia maupun Belanda.

Seorang komunis Belanda sekaligus Ketua Indische Social Democratische Vereniging (ISDV), Henk Sneevliet, melihat realitas itu dengan konsep marxisme.

Cara pandangnya itu memengaruhi sekelompok anak muda di Sarekat Islam Semarang saat itu seperti Semaoen maupun Darsono.

Bahkan anak muda di Sarekat Islam yang berada di kota lain juga terpengaruh, seperti Alimin dan Muso yang berada di Jakarta maupun H Misbach yang ada di Solo.

“Dari Sneeliet-lah mereka belajar menggunakan analisis Marxistis untuk memahami realita sosial yang dialami. Mereka berpendapat, sebab dari kesengsaraan rakyat Indonesia adalah struktur kemasyarakatan yang ada, yaitu struktur masyarakat tanah jajahan yang diperas kaum kapitalis,” tulis Gie.

Baca juga: Sneevliet, Pembisik Semaoen Ketua PKI Pertama Saat Menghimpun Massa di Semarang

Pada Kongres kedua Central Sarekat Islam (CSI) yang diikuti utusan Sarekat Islam di seluruh Indonesia, Semaoen dan kawan-kawannya pun memengaruhi dan menyebarkan ideologi marxisme untuk memperbaiki sistem sosial.

Sebagian ada yang sepakat dengan konsep marxisme yang ditawarkan Semaoen, namun sebagian lagi menolaknya. Salah satu tokoh yang keras menolak ide Semaoen itu adalah Abdoel Moeis.

Setelah kongres itu selesai, Sarekat Islam Semarang pun mulai mengadakan serangkaian aksi untuk memperjuangkan cita-citanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com