KOMPAS.com - Pasien positif monkeypox atau cacar monyet yang terdeteksi pertama kali di Indonesia telah dinyatakan sembuh sejak Jumat (16/9/2022) lalu.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan temuan kasus cacar monyet pertama di Indonesia pada Agustus lalu pada seorang laki-laki berusia 27 tahun asal DKI Jakarta.
Meski di Indonesia baru sedikit ditemukan, tetapi secara global, kasus cacar monyet masih menjadi perhatian karena ada puluhan ribu kasus yang ditemukan.
Menurut catatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), hingga Rabu (21/9/2022), ada 64.290 total kasus terkonfiirmasi cacar monyet secara global.
Di tengah perhatian global soal penyakit ini, beredar klaim di media sosial yang menyiratkan bahwa penyakit cacar monyet hanyalah tipuan.
Foto dari penyakit herpes zoster atau cacar ular yang disalahgunakan untuk membuktikan bahwa cacar monyet tidak nyata.
Pada 21 Mei 2022, akun Facebook ini mengunggah tangkapan layar dari dua artikel, yang menunjukkan foto tangan dengan lesi mirip gejala cacar.
Tangkapan layar artikel pertama bersumber dari Departemen Kesehatan di Queensland, Australia, tentang cacar ular, penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus varicella zoster. Artikel itu menggunakan gambar tangan dengan lesi.
Artikel kedua bersumber dari situs HealthSite yang terbit pada Juli 2021. Artikel itu menggunakan gambar yang sama untuk membahas cacar monyet.
"Hmm....menarik...lihat tanggal artikelnya…" tulisnya, dalam terjemahan bahasa Indonesia.
Unggahan itu menarik perhatian banyak pengguna, hingga ditafsirkan sebagai bukti bahwa cacar monyet adalah tipuan.
Tangkapan layar itu pun disebarkan ulang oleh pengguna media sosial lainnya contohnya seperti di akun Facebook ini, Twitter ini, dan Instagram ini.
Banyak komentar menganggapi unggahan itu sebagai bukti bahwa cacar monyet adalah tipuan, bagian dari rencana vaksinasi, bahkan trik jelang pemilihan umum.
Berikut beberapa komentarnya:
"Lebih banyak kebohongan dari negara terdalam! Ingin Anda berbaris untuk booster itu! Tidak mungkin!"