Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Gaya tersebut cukup besar untuk membangkitkan kenaikan mau pun penurunan muka laut di permukaan Bumi sesuai dengan posisi relatif Bulan-Bumi-Matahari.
"Lalu, mengapa manusia tidak ikut dipengaruhi oleh gaya diferensial? Karena gaya diferensial ini hanya memengaruhi fluida yang saling terhubung/kontinuum," kata Andi.
"Sementara manusia itu lokasi atau letaknya saling berjauhan atau diskret sehingga tidak cukup mampu untuk menimbulkan gaya angkat (drag) ke manusia," tuturnya.
Dia menerangkan, seandainya seluruh manusia di dunia bergandengan tangan tanpa ada yang terputus, maka gaya tidal yang dirasakan hanya sepermiliar yang dialami oleh laut.
"Karena massa seluruh manusia di Bumi (1,15 gigaton) hanya sepermiliar massa seluruh lautan di Bumi (1,4 eksaton, 1 eksaton = 10¹? ton)" ujar Andi.
Narasi yang mengeklaim gravitasi sebagai kebohongan adalah hoaks.
Narasi itu didasarkan pada pertanyaan mengapa gravitasi Bulan bisa menimbulkan pasang-surut air laut, namun tidak menimbulkan hal yang sama pada manusia.
Peneliti Pusat Riset Sains Antariksa BRIN Andi Pangerang menjelaskan, gaya pasang-surut adalah gaya diferensial yang hanya memengaruhi fluida yang saling terhubung/kontinuum.
Gaya tersebut tidak bekerja pada manusia karena letak manusia yang saling berjauhan atau diskret sehingga tidak cukup mampu untuk menimbulkan gaya angkat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.