Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Agustus 1619: Orang Afrika yang Diperbudak Tiba di Virginia, Sejarah Awal Perbudakan AS

Kompas.com - 20/08/2022, 15:33 WIB
Ahmad Suudi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Praktik perbudakan di Amerika Serikat (AS) berlangsung selama lebih dari dua abad, sebelum kemudian secara resmi dihapus oleh Presiden Abraham Lincoln pada 1860-an.

Golongan kulit hitam yang biasa disebut orang Afrika-Amerika menjadi kelompok masyarakat yang diperbudak. Bahkan di abad-abad berikutnya diskriminasi terhadap golongan mereka masih terus terjadi.

Dilansir dari History.com, awalnya terdapat kebiasaan kerja kontrak dalam waktu tertentu untuk orang Eropa yang baru sampai, untuk tinggal di AS.

Dengan cara yang sama, orang Afrika-Amerika itu diperlakukan. Namun kemudian warga Eropa yang dikontrak semakin sedikit, tinggallah orang Afrika-Amerika diperbudak sampai berabad-abad kemudian.

Hubungan kerja yang mereka alami sesuai dengan definisi perbudakan dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Mereka tetap dikuasai tuannya, bahkan setelah tenggat kontrak usai dan dijualbelikan.

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dalam Pasal 4 mengatur larangan praktik perbudakan dalam bentuk apa pun.

"Tidak seorang pun boleh diperbudak atau diperhambakan, perhambaan dan perdagangan budak dalam bentuk apa pun mesti dilarang," bunyi Pasal 4 itu.

Awal pebudakan orang Afrika di Amerika Utara

Mula-mula pasukan kolonial Portugis membawa paksa sekitar 350 orang dari Kongo melalui Pelabuhan Luanda yang kini masuk negara Angola. Mereka diangkut dengan kapal San Juan Bautista.

Tujuan kapal itu ke Veracruz, wilayah koloni Spanyol di Amerika Utara. Ketidaklayakan perjalanan itu bagi orang Afrika tampak dari banyaknya korban meninggal, yakni hampir separuh dari jumlah keseluruhan.

Ketika hampir sampai, San Juan Bautista diserang kapal swasta White Lion dan Treasurer yang berhasil merebut 60 orang Afrika.

White Lion diketahui menjual beberapa orang di Jamestown, Virginia, Amerika Serikat pada 20 Agustus 1619, dengan harga sejumlah makanan.

Tindakan White Lion hari itu menjadi babak baru perdagangan budak trans-Atlantik, yang telah dimulai tahun 1500-an hingga berakhir pada 1800-an.

Perdagangan orang ini mencabut 12 juta orang dari tempat asal mereka di Afrika. Sekitar 5 juta tercatat berpindah ke Brasil, 3 juta ke Karibia, dan sekitar 400.000 ke Amerika Utara.

Meskipun jumlahnya lebih kecil, budak dan keturunannya di Amerika Utara memberikan kontribusi ekonomi penting bagi pemerintahan kolonial Inggris, dan kemudian Amerika Serikat setelah negara itu merdeka.

Setelah perdagangan budak dilarang pada 1807, pengelola atau pemilik perkebunan masih saja mengeksploitasi mereka dengan cara mempekerjakan dengan upah murah, bahkan tanpa bayaran.

Berdasarkan sensus penduduk di Amerika Serikat pada1860, diketahui perbudakan secara sistematis dan masif membuat 3.953.760 orang atau 13 persen populasi kehilangan kemerdekaan mereka karena berstatus sebagai budak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Menkominfo Bantah Apple Batal Investasi Rp 1,6 Triliun di Indonesia

[KLARIFIKASI] Menkominfo Bantah Apple Batal Investasi Rp 1,6 Triliun di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks Spesimen Surat Suara dan Paslon yang Bersaing di Pilkada Jatim 2024

[VIDEO] Hoaks Spesimen Surat Suara dan Paslon yang Bersaing di Pilkada Jatim 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Keliru Sebut Spotify Perlihatkan Fitur Batas Usia Pengguna

INFOGRAFIK: Konten Keliru Sebut Spotify Perlihatkan Fitur Batas Usia Pengguna

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Elkan Baggot Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas U23 Indonesia

INFOGRAFIK: Hoaks Elkan Baggot Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas U23 Indonesia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[HOAKS] FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Sejarah dan Fakta
Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com