KOMPAS.com - Sebuah kapal kontainer menabrak tiang penyangga Jembatan Francis Scott Key di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat, pada Selasa (26/3/2024).
Bagian utama dari jembatan tersebut putus dan runtuh. Kecelakaan itu menyebabkan beberapa kendaraan jatuh ke sungai.
Berikut fakta terkait runtuhnya Jembatan Baltimore yang berhasil dihimpun Tim Cek Fakta Kompas.com dari berbagai sumber.
Dilansir Reuters, kecelakaan itu bermula setelah kapal kontainer Dali berbendera Singapura berangkat dari Baltimore menuju Kolombo, Sri Lanka, pada Selasa dini hari.
Pada pukul 1.24 dini hari waktu setempat, kapal tersebut kehilangan daya dan mati listrik.
Tiga menit kemudian, kapal tersebut menabrak tiang penyangga Jembatan Baltimore dan meruntuhkan bagian utama jembatan tersebut.
Gubernur Maryland Wes Moore mengatakan, jembatan tersebut dalam kondisi baik dan diketahui tidak memiliki masalah pada strukturnya.
Adapun Jembatan Francis Scott Key dibuka pada 1977 dan melintasi Sungai Patapsco. Jembatan itu dilewati 31.000 mobil per hari atau 11,3 juta kendaraan per tahun.
Terkait kecelakaan tersebut, pihak kepolisian setempat mengatakan bahwa tidak ada indikasi aksi terorisme.
Sementara itu, kapal kontainer Dali dimiliki oleh Grace Ocean Pte Ltd dan memiliki panjang 289 meter. Daya tampung kapal tersebut adalah 10.000 TEU (satuan kapasitas kargo).
Pada kecelakaan kemarin, kapal tersebut mengangkut muatan 4.679 TEU.
Kapal yang sama terlibat dalam insiden di pelabuhan Antwerpen, Belgia, pada 2016, ketika kapal tersebut menabrak dermaga ketika mencoba keluar dari terminal peti kemas Laut Utara.
Pemeriksaan selanjutnya pada Juni 2023 yang dilakukan di San Antonio, Chili, menemukan bahwa kapal tersebut memiliki masalah pada mesin penggerak dan mesin bantu.
Dilansir CNN, delapan orang berada di jembatan ketika jembatan runtuh. Dua orang berhasil diselamatkan, satu di antaranya dibawa ke rumah sakit dan kemudian dipulangkan.
Enam orang yang dinyatakan hilang adalah pekerja konstruksi. Penjaga Pantai AS telah mengakhiri operasi penyelamatan terhadap enam pekerja tersebut.