KOMPAS.com - Para presiden Amerika Serikat (AS) pada periode 1950-an dan 1960-an memiliki keinginan kuat untuk menghambat penyebaran ideologi komunisme yang dilakukan Uni Soviet.
Dilansir dari History.com, perang saudara di Vietnam antara kelompok komunis di bagian utara dan kelompok di selatan dianggap AS sebagai kesempatan untuk menyetop komunisme.
Perang Vietnam (1954-1973) awalnya terkait persaingan politikus Ho Chi Minh dan pengikutnya yang ingin Vietnam menjadi negara komunis dengan Kaisar Bao Dai.
Dalam Konferensi Jenewa pada Juli 1954, diputuskan Ho Chi Minh berkuasa di Vietnam Utara dan Kaisar Bao Dai di Vietnam Selatan, yang dibatasi Garis Paralel ke-17.
Baca juga: Hengkangnya Pasukan Terakhir Angkatan Darat AS dari Vietnam pada 11 Agustus 1972...
Presiden AS Dwight D Eisenhower, pada 1955 menjanjikan dukungannya kepada Vietnam Selatan, yang mulai dikuasai tokoh anti-komunis Ngo Dinh Diem.
Dengan AS di belakangnya, Vietnam Selatan berupaya membangkitkan lagi perlawanan, dengan menangkap dan menghukum simpatisan komunis di wilayahnya, serta angkat senjata sejak 1959.
Presiden AS yang saat itu dijabat Lyndon B Johnson mengklaim dua kapal perusak milik mereka yang parkir di Teluk Tonkin dekat Vietnam Utara, diserang kelompok Ho Chi Minh pada Agustus 1964.
Klaim itu berbuntut pengesahan Resolusi Teluk Tonkin oleh Kongres AS yang memberi kewenangan pada Presiden Johnson untuk menyerang Vietnam Utara.
Baca juga: 3 Agustus 1965: CBS Tayangkan Marinir AS Bakar Desa Vietnam, Picu Demo Anti-Perang
Senator William Fulbright dari negara bagian Arkansas, dengan posisinya di bidang hubungan luar negeri, menyatakan penolakan terhadap Resolusi Teluk Tonkin pada 16 Agustus 1967.
Dia mengatakan, Presiden Johnson tidak memiliki mandat untuk memutuskan peperangan saat itu.
Serangan Amerika Serikat terhadap Vietnam Utara berlangsung sejak 1964 hingga 1973. Bahkan, AS juga menjatuhkan dua juta bom ke Laos yang bersikap netral. Serangan bom dilakukan secara diam-diam, yang dikoordinasi CIA.
Desakan pada AS untuk menyetop perang, dan penyerangan mereka terhadap warga sipil yang terekspose, membuat mereka mengakhiri serangan itu dalam perjanjian damai Januari 1973.
Hadirnya AS dalam Perang Vietnam berkontribusi besar atas tewasnya sekitar 2 juta orang Vietnam, 3 juta lainnya terluka, dan 12 juta orang mengungsi.
Tak hanya itu, kerugian ekonomi pun sangat besar dengan hancurnya berbagai infrastruktur dan bangunan di sana. Pemulihan yang dilakukan kemudian juga berjalan lambat, di samping konflik dalam negeri yang masih terus terjadi.