Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Agustus 1914: AS Nyatakan Netral di Perang Dunia I, tetapi Bagaimana Sampai Terlibat?

Kompas.com - 04/08/2022, 16:16 WIB
Ahmad Suudi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Perang Dunia I (1914-1918) berlangsung di Benua Eropa setelah dipicu pembunuhan terhadap Adipati Agung Franz Ferdinand asal Austria.

Meskipun diawali perseteruan antara Austria-Hongaria melawan Serbia, Jerman muncul sebagai pusat konflik Pe,,rang Dunia I, yang juga melawan Rusia dan Inggris.

Melihat perang meletus di Eropa dan sikap sebagian besar rakyatnya yang cenderung menghindari konflik, Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson mengumumkan pihaknya bersikap netral, pada 4 Agustus 1914.

Dilansir dari History.com, kerja sama dagang Amerika Serikat dan Inggris dalam kondisi yang sangat baik dan Amerika Serikat berusaha mengamankan jalur perdagangan itu.

Dengan menawarkan sikap "tidak memihak dalam pemikiran maupun tindakan" itu, Amerika Serikat berharap Jerman mau tetap memberikan kesempatan transaksi dagang yang aman bagi mereka.

Baca juga: 28 Juli 1914: Austria-Hongaria Deklarasi Perang pada Serbia, Awali Perang Dunia I

Bagaimana AS akhirnya terlibat perang

Kepemimpinan Kaisar Jerman Wilhelm II yang kental pendekatan militer tampak, tidak terlalu peduli pada kepentingan dagang antara Amerika Serikat dengan Inggris.

Jerman mengumumkan akan melakukan perang tanpa batas di zona perang sekitar kepulauan Inggris dan akan menyerang kapal tanpa pandang bulu, dari negara netral atau bukan, pada Februari 1915.

Sebulan kemudian sebuah kapal swasta Amerika Serikat, William P Frye, hilang saat mengangkut gandum, di mana Jerman mengakui kapal penjelajah mereka yang menenggelamkannya.

Mendengar kabar tersebut membuat Presiden Wilson sangat marah. Akan tetapi, Jerman berhasil meredam amarah itu dengan meminta maaf dan menyebut serangan itu sebagai kesalahan yang disayangkan.

Namun, kejadian serupa terulang, ketika kapal laut Lusitania milik Inggris berlayar dari Amerika ke Inggris, dan ditembak torpedo oleh kapal selam Jerman, tanggal 7 Mei 1915.

Baca juga: 28 Juli dalam Sejarah: Dimulainya Perang Dunia I pada 1914

Penyerangan tanpa peringatan di lepas pantai Irlandia itu menewaskan 1.201 orang, di mana 128 orang di antaranya asal Amerika Serikat, dari total penumpang 2.000 orang.

Seminggu sebelumnya, beberapa surat kabar di New York, Amerika Serikat, memang memberitakan bahwa kedutaan Jerman di Amerika Serikat mengatakan bahwa orang Amerika Serikat yang pergi menumpang kapal Inggris dan sekutunya bertanggung jawab atas nasib sendiri sendiri pada risiko perang.

Setelah penyerangan itu, terungkap bahwa saat itu Lusitania membawa sekitar 173 ton amunisi perang untuk Inggris, yang digunakan Jerman untuk membela tindakannya.

Atas kejadian itu, Amerika Serikat kembali diluluhkan Jerman dengan permintaan maaf dan janji menghentikan perang kapal selam tak terbatas.

Empat bulan kemudian kapal selam U-Boat Jerman menenggelamkan kapal Italia tanpa peringatan yang menewaskan 272 orang, termasuk 27 orang Amerika Serikat.

Opini publik yang berkembang di Amerika Serikat mulai berubah dan muncul keinginan untuk melawan Jerman. Apalagi, dua tahun kemudian atau akhir Maret 1917 Jerman menenggelamkan empat kapal dagang Amerika Serikat.

Di depan kongres parlemennya, Presiden Wilson menyerukan deklarasi perang pada Jerman pada tanggal 2 April 1917.

Dua hari kemudian parlemen menyetujui Amerika Serikat memusuhi Jerman yang akan berpengaruh besar pada hasil akhir Perang Dunia I.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pasukan Rusia Hadir di Gaza untuk Bantu Palestina

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pasukan Rusia Hadir di Gaza untuk Bantu Palestina

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Tidak Ada Bukti Kastil Terbengkalai di Perancis Milik Korban Titanic

Tidak Ada Bukti Kastil Terbengkalai di Perancis Milik Korban Titanic

Hoaks atau Fakta
Bagaimana Status Keanggotaan Palestina di PBB?

Bagaimana Status Keanggotaan Palestina di PBB?

Hoaks atau Fakta
Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Data dan Fakta
[HOAKS] Temukan Kecurangan, FIFA Putuskan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Temukan Kecurangan, FIFA Putuskan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konten AI, Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[KLARIFIKASI] Konten AI, Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Raja Denmark Frederik X Kibarkan Bendera Palestina

[HOAKS] Raja Denmark Frederik X Kibarkan Bendera Palestina

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pembegalan di Kecamatan Cicalengka Bandung pada 7 Mei

[HOAKS] Pembegalan di Kecamatan Cicalengka Bandung pada 7 Mei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Serangan Serentak 5 Negara ke Israel

[HOAKS] Serangan Serentak 5 Negara ke Israel

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com