Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
KOMPAS.com - Video pidato Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus soal misinformasi dan disinformasi, disematkan dengan narasi keliru.
Pidatonya tentang misinformasi dan disinformasi disebut sebagai upaya sensor.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, ada yang perlu diluruskan dari narasi tersebut.
Video pidato Tedros tentang misinformasi dan disinformasi yang dikaitkan dengan upaya sensor, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
"The head of the WHO is now calling for more censorship. This is why free speech is a complete illusion," tulis teks dalam video.
Dalam terjemahan bahasa Indonesia kurang lebih berarti:
Kepala WHO sekarang menyerukan lebih banyak sensor. Inilah sebabnya mengapa kebebasan berbicara sepenuhnya ilusi.
Adapun berikut penggalan pidato Tedros dalam video tersebut dalam terjemahan bahasa Indonesia:
Stigma dan diskriminasi bisa sama berbahayanya dengan virus apa pun, dan dapat memicu wabah. Seperti yang telah kita lihat dengan Covid-19, misinformasi dan disinformasi dapat menyebar dengan cepat secara online.
Jadi kami meminta platform media sosial, perusahaan teknologi, dan organisasi berita untuk bekerja sama dengan kami untuk mencegah dan melawan informasi berbahaya.
Cuplikan video berdurasi 26 detik itu berasal dari siaran langsung media briefing WHO tentang cacar monyet, Covid-19, dan isu kesehatan global lainnya pada Rabu (27/7/2022).
LIVE: Media briefing on #monkeypox, #COVID19 and other global health issues with @DrTedros https://t.co/cmzoAvg6C7
— World Health Organization (WHO) (@WHO) July 27, 2022
Dalam pidato pembukaannya, Tedros membahas mengenai penularan cacar air yang 98 persen kasusnya terjadi di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.
Transkrip pidato pembukaan Tedros dapat dibaca di sini.
Dia menyerukan agar tidak ada stigma dan diskriminasi akibat orientasi seksual mereka. Selanjutnya, untuk mengurangi risiko infeksi dan penularan selanjutnya, perawatan bagi mereka yang terinfeksi tetap terus ditingkatkan, sembari melindungi hak asasi manusia pasien.
Tedros meminta kerja sama platform media sosial, perusahaan teknologi, dan organisasi media agar mencegah dan melawan informasi berbahaya.
Tidak ada pernyataan Tedros mengenai sensor atau upaya membatasi kebebasan berbicara.
Ada yang perlu diluruskan dari video pidato Tedros tentang misinformasi dan disinformasi yang dikaitkan dengan upaya sensor.
Tedros mengajak platform media sosial, perusahaan teknologi, dan organisasi media agar mencegah dan melawan misinformasi dan disinformasi. Hal ini dia sampaikan berkaitan dengan stigma dan diskriminasi pada pasien cacar monyet yang penularannya di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.
Tidak ada pernyataan Tedros mengenai sensor atau upaya membatasi kebebasan berbicara. Sebaliknya, dia mendukung keadilan kesehatan masyarakat tanpa memandang orientasi seksual.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.