Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Pidato Direktur Jenderal WHO soal Sensor

Kompas.com - 01/08/2022, 16:22 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Video pidato Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus soal misinformasi dan disinformasi, disematkan dengan narasi keliru.

Pidatonya tentang misinformasi dan disinformasi disebut sebagai upaya sensor.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, ada yang perlu diluruskan dari narasi tersebut.

Narasi yang beredar

Video pidato Tedros tentang misinformasi dan disinformasi yang dikaitkan dengan upaya sensor, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

"The head of the WHO is now calling for more censorship. This is why free speech is a complete illusion," tulis teks dalam video.

Dalam terjemahan bahasa Indonesia kurang lebih berarti:

Kepala WHO sekarang menyerukan lebih banyak sensor. Inilah sebabnya mengapa kebebasan berbicara sepenuhnya ilusi.

Adapun berikut penggalan pidato Tedros dalam video tersebut dalam terjemahan bahasa Indonesia:

Stigma dan diskriminasi bisa sama berbahayanya dengan virus apa pun, dan dapat memicu wabah. Seperti yang telah kita lihat dengan Covid-19, misinformasi dan disinformasi dapat menyebar dengan cepat secara online.

Jadi kami meminta platform media sosial, perusahaan teknologi, dan organisasi berita untuk bekerja sama dengan kami untuk mencegah dan melawan informasi berbahaya.

Tangkapan layar unggahan dengan narasi keliru di sebuah akun Facebook, Rabu (27/7/2022), berisi video pidato Tedros tentang misinformasi dan disinformasi yang dikaitkan dengan upaya sensor.akun Facebook Tangkapan layar unggahan dengan narasi keliru di sebuah akun Facebook, Rabu (27/7/2022), berisi video pidato Tedros tentang misinformasi dan disinformasi yang dikaitkan dengan upaya sensor.
Penelusuran Kompas.com

Cuplikan video berdurasi 26 detik itu berasal dari siaran langsung media briefing WHO tentang cacar monyet, Covid-19, dan isu kesehatan global lainnya pada Rabu (27/7/2022).

Dalam pidato pembukaannya, Tedros membahas mengenai penularan cacar air yang 98 persen kasusnya terjadi di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.

Transkrip pidato pembukaan Tedros dapat dibaca di sini.

Dia menyerukan agar tidak ada stigma dan diskriminasi akibat orientasi seksual mereka. Selanjutnya, untuk mengurangi risiko infeksi dan penularan selanjutnya, perawatan bagi mereka yang terinfeksi tetap terus ditingkatkan, sembari melindungi hak asasi manusia pasien.

Tedros meminta kerja sama platform media sosial, perusahaan teknologi, dan organisasi media agar mencegah dan melawan informasi berbahaya.

Tidak ada pernyataan Tedros mengenai sensor atau upaya membatasi kebebasan berbicara.

Kesimpulan

Ada yang perlu diluruskan dari video pidato Tedros tentang misinformasi dan disinformasi yang dikaitkan dengan upaya sensor.

Tedros mengajak platform media sosial, perusahaan teknologi, dan organisasi media agar mencegah dan melawan misinformasi dan disinformasi. Hal ini dia sampaikan berkaitan dengan stigma dan diskriminasi pada pasien cacar monyet yang penularannya di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.

Tidak ada pernyataan Tedros mengenai sensor atau upaya membatasi kebebasan berbicara. Sebaliknya, dia mendukung keadilan kesehatan masyarakat tanpa memandang orientasi seksual.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Jokowi Dinarasikan Mengancam Rakyat

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Jokowi Dinarasikan Mengancam Rakyat

Hoaks atau Fakta
Benarkah Israel Dukung Gencatan Senjata di Gaza?

Benarkah Israel Dukung Gencatan Senjata di Gaza?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

Hoaks atau Fakta
Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Uang Nasabah di Rekening BRI Hilang akibat Bansos Pemilu

[HOAKS] Uang Nasabah di Rekening BRI Hilang akibat Bansos Pemilu

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Bagaimana Cara Mendeteksi Gambar atau Foto Hasil Rekayasa AI?

[VIDEO] Bagaimana Cara Mendeteksi Gambar atau Foto Hasil Rekayasa AI?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Pesawat Jatuh di Perairan Selatan Nagakeo NTT, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Pesawat Jatuh di Perairan Selatan Nagakeo NTT, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com