KOMPAS.com - Pada mulanya. Italia di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benito Mussolini bersekutu dengan Partai Nazi yang berkuasa di Jerman untuk melawan pasukan Sekutu, yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet, dan negara Eropa lainnya.
Namun, Italia memiliki teknologi senjata yang ketinggalan zaman hingga kalah di garis peperangan. Ini membuat Italia mengendurkan prinsip fasis yang sebelumnya mereka pegang kuat.
Dilansir dari History.com, pada 25 Juli 1943 atau 79 tahun yang lalu, dalam kondisi kacau dan tampak bingung, Mussolini menghadap Raja Italia Vittorio Emanuele untuk pertemuan rutin berdurasi 20 menit.
Seperti biasa, pertemuan itu menjadi kesempatan keduanya membicarakan perkembangan terbaru terkait peperangan. Namun, yang saat itu dilaporkan Mussolini adalah kekalahan.
Baca juga: 19 Juli 1943, Saat Amerika Bom Wilayah Roma untuk Memutus Pengaruh Nazi
Raja kemudian memberitahu Mussolini bahwa perang telah berakhir bagi Italia. Mussolini pun dipecat dari jabatan perdana menteri dan digantikan Jenderal Pietro Badoglio.
Mussolini menanggapi dengan lembut, seakan telah memaklumi keputusan itu.
Namun, kepolisian Italia yang anti-fasis segera menangkapnya dengan berbagai tuduhan saat diktator itu menjabat.
Keputusan Raja Vittorio sebetulnya tidak diambil secara instan, melainkan didahului pertemuan para Dewan Agung Italia saat itu, malam sebelumnya.
Dino Grandi menjadi salah satu dewan yang malam itu menyampaikan gagasan bahwa kediktatoran telah membawa bencana pada Italia di bidang militer.
Mengangkat beberapa orang yang tidak cukup kompeten dan berkuasa secara penuh dengan menyingkirkan suara dari sebagian besar penduduk adalah kesalahan.
Baca juga: Lolos Operasi Pembunuhan Bom Koper Juli 1944, Hitler Siaran Radio Dini Hari
Grandi mengusulkan agar digelar pemungutan suara persetujuan agar sebagian tanggung jawab perdana menteri diserahkan kepada raja.
Mussolini jelas dilucuti kepemimpinannya, namun dia diam saja. Bahkan, dia tetap diam setelah mendapatkan dukungan dari pendukung ekstrem.
Pemungutan suara jadi dilakukan malam itu, namun yang muncul adalah seperti yang disampaikan Raja Vittorio pada Mussolini keesokan hari.