KOMPAS.com - Presiden pertama sekaligus terakhir Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, menjadi salah satu pemimpin negeri Beruang Merah itu yang memperbaiki hubungan dengan Blok Barat.
Dilansir dari History.com, dia mengaku tidak ingin menjalin hubungan yang kontroversial yang dipenuhi sindiran permusuhan dengan Amerika Serikat (AS), terutama di masa akhir Perang Dingin antara Blok Timur dan Barat.
Di sisi lain, Presiden AS Ronald Reagan, merupakan sosok yang dikenal sebagai antikomunis yang gigih, yang memiliki kecurigaan yang tinggi pada Gorbachev.
Minimnya kepercayaan itu sesungguhnya membuat Reagan pesimistis akan tercapai kesepakatan dengan Gorbachev dalam meningkatkan hubungan dua negara.
Baca juga: 14 Juli 1960, Ketika Uni Soviet Pertegas Kerenggangan dengan China karena Visi Komunisme
Namun setelah keduanya bertemu pada November 1985, sikap Gorbachev mulai dipercaya Reagan.
Hingga kemudian, muncul optimisme untuk berbagai kesepakatan, termasuk dalam hal pengendalian senjata.
Pada pertemuan selanjutnya di tahun berikutnya mereka fokus membahasa penanganan rudal nuklir yang telah dikumpulkan kedua negara dari Eropa dan berbagai negara.
Mereka hampir sepakat untuk menyingkiran rudal nuklir dari seluruh daratan Eropa, hingga terganjal satu hal membuat kesepakatan itu mundur atau berhenti.
Ganjalan itu merupakan syarat yang diajukan Gorbachev agar penghapusan rudal itu dilakukan beriringan dengan disetopnya program keamanan AS berupa Strategic Defense Initiative (SDI) atau yang lebih dikenal sebagai Star Wars.
Baca juga: 22 Juli 1933: Wiley Post Tuntaskan Penerbangan Solo Pertama Keliling Dunia
Star Wars merupakan program militer AS yang mengorbitkan satelit dengan senjata laser yang mampu menembak rudal yang diluncurkan musuh. Reagan enggan memenuhi syarat itu.
Selama berhentinya pembahasan kesepakatan, justru muncul situasi saling tuding antara Reagan dan Gorbachev dengan rasa curiga di pihak masing-masing.
Pada 22 Juli 1987, atau 35 tahun yang lalu, Gorbachev secara dramatis mengumumkan bersedia melanjutkan pembahasan kesepakatan pembersihan rudal nuklir di seluruh dunia tanpa mengajukan syarat.
Keputusan Gorbachev yang tiba-tiba itu didorong beberapa faktor. Salah satunya untuk mengurangi beban anggaran militer, karena perekonomian Uni Soviet terus memburuk jelang berakhirnya perang dingin.
Kedua dia juga merasa perlu terus mingkatkan hubungan luar negeri dengan Inggris, Perancis, dan negara-negara Eropa barat lain yang juga menyerukan pembersihan senjata nuklir.
Sikap Gorbachev mendapatkan balasan serupa dari Reagan hingga mereka menyelesaikan kesepakatan pembersihan rudal nuklir itu.
Keduanya menandatangani Perjanjian Nuklir Jarak Menengah yang menghapus nuklir di seluruh kelas senjata, pada sebuah pertemuan di Washington pada Desember 1987.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.