Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kominfo Siapkan Super Apps untuk Efisiensi Pelayanan Publik

Kompas.com - 12/07/2022, 14:48 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan, aplikasi pelayanan publik saat ini terlalu banyak dan tidak efisien.

Hal itu disampaikan Johnny dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (11/7/2022).

"Jika kita bicara pelayanan publik, maka harus kita sadari ada begitu banyak layanan yang diakses masyarakat secara parsial," kata Johnny, dikutip dari laman Kominfo.

Johnny mengatakan, untuk menyiasati hal tersebut pemerintah saat ini tengah menyiapkan super apps layanan publik terpadu untuk menghasilkan Satu Data Indonesia.

"Jadi, super apps tersebut bertujuan mencegah duplikasi aplikasi-aplikasi sejenis dari berbagai kementerian atau lembaga. Oleh karena itu, perlu kerja sama dari setiap sektor pemerintahan untuk mewujudkan super apps yang handal dan terpadu," ucapnya.

Ada 24.400 aplikasi pemerintah

Johnny mengatakan, pemerintah saat ini masih menggunakan 24.400 aplikasi, yang menurutnya tidak efisien dan bekerja sendiri-sendiri.

"Bahkan, di setiap kementerian/lembaga dan pemerintah daerah masing-masing mempunyai aplikasi yang berbeda-beda di setiap unitnya, sangat tidak efisien," kata Johnny.

Menurut Johnny, Kominfo akan melakukan shutdown atau menutup 24.400 aplikasi itu dan secara bertahap memindahkannya ke dalam super apps.

"Kita perlu menata ulang untuk menghasilkan satu super aplikasi Indonesia. Paling tidak, cukup hanya delapan aplikasi yang terintegerasi. Ini sedang kita siapkan dalam roadmap Kementerian Kominfo," tuturnya.

Johnny meyakini bahwa integrasi puluhan ribu aplikasi pemerintah ke dalam super apps akan menghemat anggaran hingga puluhan triliun.

"Saya meyakini, efisiensinya akan lebih tinggi dari intervensi fiskal yang Ibu Sri Mulyani (Menteri Keuangan) keluarkan saat ini. Puluhan triliun hematnya, kalau itu bisa dilakukan luar biasa untuk kita," ujar Johnny.

Pembangunan pusat data berbasis cloud

Dalam kesempatan tersebut, Johnny juga memaparkan kesulitan lain dalam mewujudkan satu data Indonesia, yakni efisiensi pengelolaan pusat data.

Menurut dia, pemerintah saat ini menggunakan 2.700 pusat data, di mana hanya sekitar 3 persen yang berbasis cloud.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Konser David Bowie 'Menyatukan' Jerman Barat dan Timur...

Ketika Konser David Bowie "Menyatukan" Jerman Barat dan Timur...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Undian Berhadiah Mengatasnamakan Bank Maluku Malut

[HOAKS] Undian Berhadiah Mengatasnamakan Bank Maluku Malut

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Manipulasi Konten Sule Promosi Judi Online

[VIDEO] Beredar Manipulasi Konten Sule Promosi Judi Online

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Penangkapan Linda Terkait Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

[HOAKS] Video Penangkapan Linda Terkait Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Kabar Penyanyi Dangdut Muchsin Alatas Berpulang

[HOAKS] Kabar Penyanyi Dangdut Muchsin Alatas Berpulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Gurita Raksasa Terdampar di Pantai Bali

[HOAKS] Foto Gurita Raksasa Terdampar di Pantai Bali

Hoaks atau Fakta
AI dan Kekhawatiran atas Dampaknya terhadap Pemilu

AI dan Kekhawatiran atas Dampaknya terhadap Pemilu

Data dan Fakta
[VIDEO] Hoaks Mike Tyson Akan Beri 10 Juta Dollar ke Pria yang Nikahi Putrinya

[VIDEO] Hoaks Mike Tyson Akan Beri 10 Juta Dollar ke Pria yang Nikahi Putrinya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Henry Ford dan Mobil Pertamanya, Foto Hasil Manipulasi AI

INFOGRAFIK: Hoaks Henry Ford dan Mobil Pertamanya, Foto Hasil Manipulasi AI

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Makam Nabi Imran Dinarasikan Keliru sebagai Makam Nabi Adam dan Siti Hawa

INFOGRAFIK: Makam Nabi Imran Dinarasikan Keliru sebagai Makam Nabi Adam dan Siti Hawa

Hoaks atau Fakta
Jenis Air Kemasan di AS Tidak Ditentukan dari Warna Tutup Botol

Jenis Air Kemasan di AS Tidak Ditentukan dari Warna Tutup Botol

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Saat Indonesia Raih Piala Uber Pertama pada 1975

Kilas Balik Saat Indonesia Raih Piala Uber Pertama pada 1975

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Ronaldo Berikan Bola ke Penggemar Al Nassr, Bukan Anak Palestina

[KLARIFIKASI] Ronaldo Berikan Bola ke Penggemar Al Nassr, Bukan Anak Palestina

Hoaks atau Fakta
Manipulasi Foto Donald Trump Ditangkap Polisi

Manipulasi Foto Donald Trump Ditangkap Polisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bank Dunia Tuntut Diakhirinya Pertanian pada 2030

[HOAKS] Bank Dunia Tuntut Diakhirinya Pertanian pada 2030

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com