Satu-satunya bagian tubuh yang tersisa setelah jenazah-jenazah itu dilarutkan dalam asam adalah sebuah gigi emas milik Lumumba.
Seorang polisi Belgia, Gerard Soete, diberi tugas untuk menyingkirkan barang bukti. Pada saat itulah dia mengantongi gigi itu dan membawanya kembali ke Belgia.
Beberapa dekade kemudian, Soete mengungkapkan bahwa dia masih memiliki gigi itu. Dua tahun lalu pengadilan Belgia baru memutuskan bahwa gigi itu harus dikembalikan ke keluarga.
Dilansir dari The Guardian, ratusan orang berkumpul di alun-alun Kinshasa untuk menghadiri pemakaman Lumumba. Mereka mengibarkan bendera dan memajang foto sang pahlawan.
Sebuah spanduk dengan kata-kata "Terima kasih banyak, pahlawan nasional" turut dibentangkan di atas kerumunan yang memadati alun-alun.
Pemakaman itu juga dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk presiden Republik Kongo, Denis Sassou Nguesso, menteri luar negeri Belgia dan beberapa duta besar Afrika.
“Akhirnya rakyat Kongo mendapat kehormatan untuk mempersembahkan pemakaman kepada perdana menteri mereka yang termasyhur. Kami mengakhiri duka yang kami mulai 61 tahun yang lalu,” kata Presiden RD Kongo Félix Tshisekedi.
Salah seorang cucu perempuan Lumumba juga turut membacakan sepucuk surat yang ia tulis untuk mendiang kakeknya.
“Kepulanganmu ke rumah, penghormatan yang kau terima di sini adalah halaman sejarah yang terus kau tulis. Bersamamu, hari ini, Afrika sedang menulis sejarahnya sendiri,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.