KOMPAS.com - Dalam catatan sejarah bangsa Indonesia, ada banyak cerita mengenai hubungan Presiden Soekarno dengan Amerika Serikat.
Meski Soekarno yang merupakan presiden pertama RI dan proklamator itu mengaku tidak pernah membenci Amerika Serikat, namun dalam beberapa momen ia memiliki hubungan yang kurang harmonis.
Paling kontroversial dan populer adalah ketika Soekarno mengucapkan kalimat: "Go to hell with your aid!" atau "Persetan dengan bantuanmu!".
Kalimat tersebut dilontarkan Soekarno kepada Amerika Serikat bukan tanpa alasan. Pada awal kemerdekaan, Soekarno murka dengan sikap Amerika Serikat yang memberikan bantuan kepada Indonesia dengan mengharap imbalan.
Baca juga: Soekarno Sang Singa Podium, Mulai Pidato Sejak Umur 16 Tahun
Menurut Soekarno, Amerika Serikat bersikap toleran kepada negara Asia terbelakang karena dua alasan.
Pertama, karena dianggap sebagai pasar yang bagus. Kedua, karena AS takut sejumlah negara di Asia menjadi negara komunis.
"Orang Amerika memberi kesan bahwa mereka berkata kepada kami, 'Ini, saudara kami yang malang dan melarat ambillah uang ini. Ini Indonesia yang malang dan terbelakang, kami berikan bantuan kepadamu karena kami mencintai Indonesia'. Ini ucapan seoarang munafik," kata Soekarno dalam otobiografi Bung Karno:Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (1966).
Bagi dia, sebenarnya yang diharapkan dari hubungan dengan Amerika Serikat bukanlah uang, tetapi sebuah hubungan persahabatan.
Baca juga: Lahir Bernama Kusno, Ini Alasan Nama Diubah Jadi Soekarno dan Maknanya
Bagi Soekarno, Amerika Serikat saat itu telah menghancurkan martabatnya sebagai presiden, juga bangsa Indonesia.
Sehingga untuk menghadapi sikap seperti itu tidak kata pilihan lain kecuali mengucapkan kalimat: "Go to hell with your aid!". Persetan dengan bantuanmu!
Soekarno juga diketahui pernah marah di Gedung Putih, yang merupakan Kantor Kepresidenan Amerika Serikat.
Kejadian itu terjadi ketika ia diundang ke Washington pada 1960. Soekarno marah karena Presiden Amerika saat itu Dwight Eisenhower tidak menghargai kedatangannya.
Saat Soekarno datang ke Amerika Serikat, Presiden Eisenhower tidak menyambut kedatangannya, mulai dari bandara sampai ketika masuk Gedung Putih tidak tampak ada Eisenhower.