KOMPAS.com - Soekarno merupakan nama tokoh bangsa yang tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Ia dikenang sebagai proklamator kemerdekaan sekaligus presiden pertama Republik Indonesia.
Namun ternyata, sebelum bernama Soekarno, dia mempunyai nama kecil yang berbeda dengan yang dikenal orang.
Ketika dilahirkan pada 6 Juni 1901, Soekarno diberi nama Kusno oleh ayahnya, Raden Sukemi Sosrodiharjo. Raden Sukemi adalah seorang guru yang mendidik Soekarno kecil tentang kedisplinan dan kesederhanaan.
Dilansir dari otobiografi Soekarno yang ditulis Cindy Adams, Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat (1966) sewaktu kecil Kusno merupakan anak yang sering sakit.
Ia pernah terkena penyakit malaria, disentri, dan penyakit lain. Bahkan ketika berumur 11 tahun Kusno kecil sempat terkena penyakit tifus selama dua setengah bulan.
Baca juga: Benarkah Letusan Kelud Menyambut Kelahiran Soekarno?
Saking khawatirnya, sang ayah sampai melakukan sebuah tirakat, tidur di bawah ranjang anaknya yang terbaring lemah.
Raden Sukemi berkeyakinan dengan tirakat tersebut ia bisa mencurahkan kekuatannya kepada Kusno kecil supaya lekas sembuh.
Setelah sembuh Raden Sukemi pun berinisiatif untuk mengubah nama Kusno menjadi Soekarno. Dalam wawancara dengan Cindy Adams, Soekarno bercerita pergantian nama tersebut dilakukan supaya ia tidak sakit-sakitan.
"Namanya tidak cocok. Kita harus memberinya nama lain supaya tidak sakit-sakitan lagi," kata Soekarno menirukan sang ayah.
Karena Raden Sukemi adalah penggagum cerita Mahabharata, maka nama Kusno diganti dengan Karna.
"Engkau akan kami beri nama Karna. Karna adalah seorang pahlawan terbesar dalam Mahabharata," ucap Soekarno, menirukan Raden Sukemi.
Baca juga: Blitar atau Surabaya, Mengapa Ada Dua Versi Kota Kelahiran Soekarno?
Karna merupakan anak pertama yang dimiliki Kunti, ibu yang melahirkan tiga Pandawa, yaitu Yudistira, Bima, dan Arjuna.
Jika tiga pandawa dilahirkan dari pernikahan Kunti dengan Pandu, maka Karna lahir karena kesaktian Dewa Surya setelah Kunti mengucapkan mantra.