Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Ada yang Tega Sebar Hoaks di Tengah Insiden Hilangnya Eril? Ini Kata Psikolog

Kompas.com - 03/06/2022, 10:22 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pencarian Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, masih terus berlanjut. Di tengah insiden yang menimpa putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil itu, beredar berbagai informasi keliru di media sosial soal nasib Eril.

Sejak dilaporkan menghilang di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss pada Kamis (26/5/2022), Eril belum kunjung ditemukan hingga Kamis (2/6/2022).

Kejadian ini jadi perbincangan dan sorotan publik selama sepekan penuh.

Mulai dari perkembangan pencarian, metode pencarian yang dilakukan, serba-serbi sungai Aare, kondisi keluarga Ridwan Kamil, hingga dukungan doa untuk upaya pencarian Eril membanjiri media sosial.

Keriuhan di media sosial ini tidak luput dari sebaran informasi keliru atau hoaks.

Kompas.com menemukan hoaks terkait Eril. Ada yang menyebut bahwa interpol Swiss telah menemukan Eril. Ada pula yang mengatakan posisi Eril sudah diketahui pada pencarian hari kelima.

Baca juga: [HOAKS] Video Detik-detik Interpol Swiss Temukan Eril

Setelah ditelusuri, rupanya tidak ada bukti yang menguatkan klaim tersebut.

Di tengah musibah dan keluarga yang diliputi duka, mengapa masih ada saja yang tega menyebar hoaks? Simak penjelasan psikolog berikut.

Mencari informasi cepat dan provokasi

Psikolog klinis PT Personal Growth, Maria Gita Belinda menilai bahwa tindakan menyebar hoaks semacam ini salah satunya dilatarbelakangi oleh ketertarikan pada satu isu yang ramai diperbincangkan.

"Sebenarnya ada banyak hal yang bisa mendasari orang menyebarkan hoaks, terutama terkait informasi yang sedang populer," ujar Gita saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/6/2022).

Kecenderungan manusia untuk diakui, mendorong beberapa orang bertindak cepat dalam mendapat informasi atau ingin up to date. Meski informasi yang mereka dapat belum terbukti kebenarannya.

"Salah satunya, adanya keinginan untuk dianggap paling update. Mereka merasa keren atau hebat kalau dianggap paling tahu info terkini," kata Gita.

Selain dorongan tersebut, ada juga yang memang sengaja menyebar provokasi.

Menurut Gita, terlepas dari kejadian hilangnya Eril, keinginan melakukan provokasi juga bisa menjadi faktor yang membuat orang menyebarkan hoaks.

"Hoaks kan bisa memicu kebingungan dan dalam situasi bingung orang cenderung terburu-buru dalam memutuskan. Hal ini merupakan salah satu bentuk provokasi," ucap dia.

Baca juga: [HOAKS] Pencarian Hari Ke-5 di Swiss, Posisi Emmeril Kahn Sudah Diketahui

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

Hoaks atau Fakta
Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi 'Online'

[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir 'Friends' pada 2004

Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir "Friends" pada 2004

Sejarah dan Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

Hoaks atau Fakta
Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com