KOMPAS.com - Indonesia mengenang perjuangan Raden Ajeng Kartini melalui peringatan Hari Kartini setiap 21 April.
Perempuan yang hanya ingin dipanggil Kartini dan terlihat risih dengan gelar kebangsawanannya itu memang menjadi salah satu pejuang yang bergerak di bidang pendidikan pada masa penjajahan Belanda.
Kartini juga mengungkapkan keresahan pemikirannya yang tertuang melalui surat-surat korespondensinya ke politisi serta sejumlah tokoh di Belanda.
Pemikiran Kartini itu kelak berdampak positif terhadap masyarakat di Tanah Air yang semakin berkesempatan mengenyam pendidikan, di saat Belanda mulai menerapkan kebijakan Politik Etis.
Namun, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang penasaran dengan religiusitas seorang Kartini.
Hal ini terlihat dengan beredarnya disinformasi di media sosial yang memperlihatkan Kartini tampil berjilbab.
Dalam sejumlah surat-suratnya, Kartini memang diketahui memiliki ketertarikan akan kitab suci Al Quran dan agama Islam yang dianutnya.
Kartini juga terlihat mendiskusikan mengenai agama dan keyakinan saat berkorespondensi dengan sahabatnya di Belanda.
Sejarah juga mencatat bahwa putri kelahiran Jepara itu juga berguru kepada Kiai Saleh Darat untuk mempelajari agama.
Akan tetapi, belum ada bukti autentik yang memperlihatkan Kartini mengenakan jilbab.
Lalu seperti apa disinformasi yang memperlihatkan foto Kartini berjilbab beredar di media sosial? Bagaimana narasinya?
Simak penelusurannya dalam infografik berikut ini: