Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vitamin C Baik Bagi Tubuh, Tapi Perhatikan Batas Konsumsinya

Kompas.com - 18/03/2022, 10:10 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vitamin C terbukti memberi manfaat baik bagi kesehatan. Namun, ada batasan konsumsi hariannya.

Ahli Gizi dr Tan Shot Yen menjelaskan bahwa di Indonesia terdapat rekomendasi angka kecukupan gizi (AKG) untuk asupan harian nutrisi dan vitamin yang diperlukan bagi tubuh.

"Kita kenal istilah RDA, recommended daily allowance, yang sudah menjadi panduan di seluruh dunia, dan juga di Indonesia disebut AKG buat nutrien termasuk vitamin C, yang dikonsumsi sebagai batasan asupan rata-rata manusia untuk mempertahankan kesehatannya," kata Tan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/3/2022).

Rekomendasi ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia.

Baca juga: [HOAKS] Megadosis Vitamin C untuk Penyembuhan dan Tidak Berbahaya

Sesuai jenjang usia dan jenis kelaminnya, dosis vitamin C yang dianjurkan berbeda-beda.

Untuk orang dewasa, rata-rata jumlah harian yang direkomendasikan untuk vitamin C adalah 65-90 miligram (mg) per hari, dengan batas konsumsi maksimal yakni 2.000 mg per hari.

Manfaat vitamin C

Dilansir dari Medical News Today, 4 Januari 2021, vitamin C secara alami terdapat dalam berbagai makanan, terutama buah dan sayur.

Sumber vitamin C juga dapat diperoleh dari suplemen.

Nama lain dari vitamin C termasuk L-ascorbic acid, ascorbic acid, dan L-ascorbate.

Manfaat vitamin C bagi tubuh, antara lain:

  • Membantu tubuh memproduksi kolagen, L-karnitin, dan beberapa neurotransmiter
  • Membantu menghilangkan zat yang tidak diinginkan yang dikenal sebagai spesies oksidatif reaktif (ROS) dari tubuh dan berperan sebagai antioksidan
  • Membantu tubuh menyerap zat besi
  • Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
  • Membantu penyembuhan luka.

Kesalahpahaman vitamin C untuk pengobatan

Beredar narasi di media sosial yang keliru memahami konsumsi vitamin C dosis tinggi atau megadosis sebagai pengobatan.

Banyak orang percaya bahwa vitamin C dapat menyembuhkan flu biasa, tetapi penelitian terkait hal ini belum terbukti.

Nutrien seperti mineral dan vitamin selaku pangan fungsional, menurut Tan, tidak bisa menggantikan fungsi obat, karena tujuan dan cara kerjanya beda.

Sejauh ini, betul bahwa ada beberapa penelitian terkait penggunaan vitamin C sebagai terapi penyakit kanker.

"Nah, simpangsiur vitamin C dosis tinggi ini jadi ramai karena orang merancukan AKG dengan barangkali dosis terapi yang diterapkan pada kasus-kasus khusus, kondisi sakit tertentu yang pastinya hingga kini masih jadi bahan studi berbasis bukti," ucap Tan.

Institut Kanker Nasional Amerika Serikat menemukan bahwa beberapa terapi alternatif telah menggunakan vitamin C intravena untuk mengobati kanker, kelelahan, dan infeksi.

Kendati demikian, mereka mencatat bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan. Sehingga hingga kini Badan Obat dan Pangan AS (FDA) belum menyetujui terapi vitamin C intervena untuk mengobati kanker.

"Menjadi kacau jika vitamin C lalu dianggap menggantikan pengobatan dan dijadikan jurus sapu jagad yang diterapkan pada semua kondisi sakit. Apalagi kalau orangnya masih sehat-sehat saja," kata Tan.

Efek megadosis vitamin C

Segala sesuatu yang dikonsumsi berlebihan tidak baik bagi tubuh, meski vitamin sekalipun.

"Vitamin C adalah antioksidan larut dalam air, artinya jika berlebih akan dibuang lewat air seni. Tapi bukan berarti kondisi kelebihan vitamin C otomatis merusak ginjal juga, sebab dosis berapa yang merusak ginjal pun masih tanda tanya, termasuk apakah yang bersangkutan sebelumnya sudah ada masalah di ginjalnya," ujar dokter Tan.

Dikutip dari Mayo Clinic, meskipun terlalu banyak vitamin C tidak menyebabkan dampak kesehatan serius, tetapi megadosis suplemen vitamin C dapat menyebabkan:

  • Diare
  • Mual
  • Muntah
  • Maag
  • Kram perut
  • Sakit kepala
  • Insomnia

Megadosis vitamin C tidak mungkin didapat dari makanan, tetapi dari suplemen.

Akan tetapi, megadosis suplemen vitamin C bisa meningkatkan risiko batu ginjal.

Sementara, orang dengan hemokromatosis herediter, yang merupakan gangguan penyerapan zat besi, memerlukan konsultasi dari profesional kesehatan sebelum mengonsumsi suplemen vitamin C.

Penderita hemokromatosis herediter yang mengonsumsi megadosis vitamin C dapat mengakibatkan kerusakan jaringan.

Oleh sebab itu, penting untuk memperhatikan kondisi tubuh sebelum mengkonsumsi megadosis vitamin C.

Ada baiknya mengikuti rekomendasi AKG yang sudah ditetapkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Cek Fakta Pernyataan Sekjen PDI-P, Kecurangan Pilpres Bisa Terulang di Pilkada?

[VIDEO] Cek Fakta Pernyataan Sekjen PDI-P, Kecurangan Pilpres Bisa Terulang di Pilkada?

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Tentara China ke Indonesia | Pertalite Tidak Tersedia di SPBU

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Tentara China ke Indonesia | Pertalite Tidak Tersedia di SPBU

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Prabowo Beri Bantuan Melalui Nomor WhatsApp, Awas Penipuan

INFOGRAFIK: Hoaks Prabowo Beri Bantuan Melalui Nomor WhatsApp, Awas Penipuan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Cek Fakta, Benarkah Perubahan Iklim Tingkatkan Penularan DBD?

INFOGRAFIK: Cek Fakta, Benarkah Perubahan Iklim Tingkatkan Penularan DBD?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com