Berkat kombinasi tipu muslihat dan pesonanya yang menawan, Kaiser berhasil memperoleh apa yang ia inginkan: Menikmati hidup glamor sebagai bintang lapangan hijau.
Saat diwawancarai oleh FFT, Kaiser secara terbuka mengakui bahwa ia memang tidak ingin bermain sepak bola.
"Saya tidak bermain. Saya benar-benar tidak bermain. Karena saya memang tidak ingin bermain," kata Kaiser.
Dilansir dari Daily Mirror, 3 Agustus 2018, Kaiser mengungkapkan bahwa segala penipuan yang ia lakukan itu tak pernah diniatkan sebelumnya.
Kaiser mengungkapkan, ia tidak pernah ingin menjadi pesepak bola profesional. Semua itu adalah keinginan dari ibu tirinya, yang ia sebut menculiknya saat masih bayi.
"Saya bukan seorang penjahat. Saya merasa menjadi korban. Saya selalu menganggap bahwa saya adalah anak adopsi, tapi saya kemudian tahu dari sepupu saya bahwa ibu tiri saya, Lina, telah menculik saya dari ibu kandung saya saat saat masih berusia tujuh hari," kata Kaiser.
Baca juga: Cerita Saat Michael Jordan Terpaksa Pakai Jersey Bulls Bernomor 12...
Kaiser mengatakan, karena diculik tak lama setelah lahir, ibu kandungnya mengira bahwa dirinya telah meninggal dunia.
Menurut dia, ibu tirinya adalah seorang yang kejam yang memaksanya masuk sekolah sepak bola saat berusia 10 tahun.
"Saya melakukan yang saya bisa agar tidak perlu bermain, sejak saya berusia 10 tahun hingga tiba saatnya saya tak perlu bermain lagi. Psikolog mengatakan bahwa hal itu menjadi alasan saya melakukan hal-hal yang telah saya lakukan. Saya tidak pernah menjadi penjahat. Saya menganggap diri saya sebagai seorang penyintas," tuturnya.
Setelah dengan setengah hati menjalani pendidikan di akademi sepak bola milik klub Botafogo di Rio de Janeiro, Kaiser yang saat itu berusia 16 tahun ditawari masa percobaan di klub divisi satu Meksiko, Puebla FC.
Namun, ia gagal menampilkan performa yang diharapkan pelatih dan akhirnya dilepas tanpa pernah bermain sama sekali.
Kaiser kemudian bergabung untuk waktu singkat dengan klub Amerika Serikat, El Paso Patriots, sekali lagi tanpa pernah bermain sama sekali.
Baca juga: PT Barnum, The Greatest Showman, Pembuat Hoaks Terbesar Sepanjang Sejarah
Usai kiprah singkatnya di AS, Kaiser pulang ke Brasil dan mengaku bahwa ia membantu klub Argentina, Independiente, memenangi gelar juara Copa dos Libertadores pada 1984.
Klaim Kaiser itu membuat klub-klub besar Brasil tertarik untuk meminangnya menjadi penggawa klub. Namun, upaya Kaiser untuk menarik minat klub-klub besar tidak hanya berhenti dengan sekadar klaim.
Ia menjelajah kelab-kelab malam eksklusif di Rio untuk mencari pesepakbola ternama.
Dengan kharismanya, ia menjalin pertemanan dengan Romario, Bebeto, Carlos Alberto, dan Zico yang saat itu dianggap sebagai "dewa lapangan hijau".