KOMPAS.com - Perang yang terjadi di Ukraina sejak diserang pasukan Rusia pada 24 Februari 2022 menghasilkan banyak misinformasi yang beredar di media sosial.
Bentuk misinformasi itu beragam, tidak hanya tema besar peperangan seperti jumlah korban tewas atau klaim kemenangan.
Namun, ada juga misinformasi yang menyebutkan penggunaan hewan terlatih saat perang.
Seekor kucing yang disebut sebagai "Kharkiv Panther" ramai dibicarakan di media sosial karena kemampuannya mendeteksi laser yang digunakan penembak jitu atau sniper.
Baca juga: [HOAKS] CNN Beritakan Seorang Jurnalis Tewas hingga Dua Kali, di Afghanistan dan Ukraina
Berdasarkan penelusuran media pemeriksa fakta Snopes.com, misinformasi itu beredar pada Februari 2022, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan serangan negaranya ke Ukraina.
Sebuah twit di akun Twitter @NowImNothing_ misalnya, yang menyebut kucing milik tentara Ukraina dilatih untuk mencari dan mengetahui lokasi sniper berdasarkan titik lasernya.
Kucing itu disebut bernama Mikael, Panther dari Kharkiv yang telah membantu tentara Ukraina menewaskan empat sniper Rusia.
https://twitter.com/nowimnothing_/status/1497827641172410368
Akan tetapi, diketahui bahwa foto itu bukan diambil saat Perang Ukraina berlangsung. Foto diketahui telah beredar sejak 2018. Salah satunya yang diunggah akun @UAarmy_animals.
Akun Twitter itu memang dibuat untuk menampilkan interaksi sejumlah hewan dengan tentara Ukraina. Dalam sebuah twit, disebutkan bahwa pemilik akun tidak akan lagi mengunggah foto selama perang berlangsung.
Jadi, narasi yang menyebutkan bahwa kucing terlatih untuk mencari sniper Rusia itu bisa dikategorikan sebagai misinformasi dengan konteks berbeda yang dapat menyesatkan.
Cats #army #Ukraine #cats #war #soldier #cat #freedom #pet #pets pic.twitter.com/2PVb0A6IsE
— UkrARMY cats & dogs (@UAarmy_animals) July 25, 2018
Baca juga: [HOAKS] CNN Beritakan Seorang Jurnalis Tewas hingga Dua Kali, di Afghanistan dan Ukraina
Titik merah dari laser yang digunakan sniper selama ini umum ditemukan dalam film atau video game. Meski begitu, titik merah laser itu jarang digunakan sniper di dunia nyata, terutama dalam peperangan.
Menurut Snopes, salah satu alasan titik merah itu tidak digunakan adalah sniper bergerak dalam senyap. Tentu saja penggunaan titik merah bisa menarik perhatian target sehingga bisa melarikan diri.
Selain itu, jika sniper beraksi dalam jarak jauh, itu tidak menjamin peluru akan menuju secara presisi ke titik yang dituju laser. Ada banyak faktor yang memengaruhi peluru tepat sasaran seperti angin, temperatur, dan kelembaban.
Dalam sebuah wawancara media kepada Insider untuk mengomentari aksi penembak jitu yang ada di film, mantan sniper AS di Operasi Khusus, US 3rd Ranger Battalion, Nicholas Irving, mengomentari scene terkait laser yang digunakan.
Ketika mengomentari film Smoking Aces (2020), dia menyatakan bahwa penggunaan laser oleh orang lain untuk membantu sniper untuk tepat sasaran itu mustahil dilakukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.