KOMPAS.com - Mengenali ciri akun media sosial resmi, bisa membantu kita terhindar dari hoaks.
Seiring berkembangnya platform penyebar informasi, scammers atau penipu juga memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan hoaks.
Mereka meniru akun asli, sehingga membuat informasi yang mereka sebarkan seolah valid.
Agar terhindar dari jebakan daring, penting bagi masyarakat untuk mengetahui cara mengenali akun resmi perusahaan, pemerintah, merek, dan tokoh publik di media sosial.
Baca juga: Ini Contoh Link Phishing dan Cara Menghindarinya
Akun Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram asli yang dioperasikan oleh perusahaan, pemerintah, atau orang yang berkaitan dengan kepentingan umum biasanya memiliki simbol verifikasi.
Selain pemerintah dan perusahaan, centang biru di media sosial juga tertera di halaman profil politisi dan selebritas.
Simbol verifikasi ini umumnya berwarna biru, disertai tanda centang putih di dalamnya. Simbol ini tertera di samping nama akun atau bisa dilihat di halaman profil akun yang bersangkutan.
Simbol verifikasi juga diterapkan di beberapa platform chatting, seperti Telegram dan WhatsApp.
WhatsApp resmi dari perusahaan atau pemerintah, akan disertai tanda centang hijau di samping nama atau nomor akun tersebut. Sementara Telegram memiliki tanda centang biru.
Baca juga: Teori Konspirasi di Video Plandemic dan Hoaks Terlaris di Media Sosial
Akun resmi milik pemerintah atau perusahaan biasanya melakukan interaksi rutin dengan para pengguna di media sosial.
Misalnya, memberi informasi perkembangan instansi, kabar yang penting diketahui publik, atau profil instansi mereka.
Cara lain untuk menilai keaslian akun yang seharusnya dijalankan oleh akun resmi adalah dengan memeriksa apakah ada akun terverifikasi lain berinteraksi dengannya.
Dilansir dari Santander, 17 Februari 2021, akun resmi juga biasanya menerima banyak tag dan interaksi dari berbagai akun setiap hari, jam, atau bahkan setiap menit.
Jika menemukan akun mengatasnamakan instansi atau tokoh tertentu, tetapi selalu mengunggah penawaran menggiurkan maka patut dicurigai.
Pastikan untuk tidak mengirim data pribadi atau informasi tertentu ke sembarangan akun.
Baca juga: Penipuan Berkedok Penghasilan Tetap dari Aset Kripto, Pahami Modusnya