Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kilas Balik Tim Sepak Bola Indonesia Raih Emas di SEA Games 1991

KOMPAS.com - Setiap SEA Games, tim nasional sepak bola Indonesia selalu menargetkan medali emas.

Berbagai upaya dilakukan untuk menjadi juara di pesta olahraga Asia Tenggara itu, mulai merombak pemain hingga pelatih.

Namun, kegagalan demi kegagalan terus menimpa pasukan garuda. Mereka kalah bersaing dengan tim langganan juara, seperti Thailand dan Vietnam, bahkan beberapa kali digagalkan oleh negara tetangga, Malaysia.

Tahun ini, Indonesia kembali menargetkan meraih medali emas. Saat partai pertama pada 29 April 2023 lalu, pasukan Indra Sjafri menumbangkan Filipina 3-0.

Publik berharap tim nasional Indonesia bisa membawa medali emas ke tanah air tahun ini. Sebab, selama tiga dekade, Indonesia tidak pernah menjadi juara di ajang dua tahunan itu.

Terakhir kali, tim nasional sepak bola Indonesia meraih medali emas SEA Games pada tahun 1991 di Manila, Filipina.

Kenangan di SEA Games Filipina 1991

Rabu, 4 Desember 1991, menjadi hari yang luar biasa bagi Eddy Harto, penjaga gawang tim nasional Indonesia.

Diberitakan Harian Kompas edisi 5 Desember 1991, pria kelahiran Medan itu tampil gemilang di partai final ketika melawan Thailand.

Beberapa kali ia melakukan penyelamatan yang membuat gawang Indonesia terhindar dari kebobolan.

Pertandingan di Stadion Rizal Memorial itu diselesaikan lewat drama adu penalti, usai kedua tim bermain imbang 0-0 di waktu normal.

Kegemilangan Eddy Harto berlanjut di adu penalti. Ia berhasil menggagalkan tiga tendang penalti pemain Thailand.

Sekitar 2.000 pendukung Indonesia yang terdiri mahasiswa, keluarga kedutaan, ofisial, atlet, dan para wartawan langsung meledak dalam kegembiraan setelah Eddy Harto menghadang tembakan pemain Thailand, Pairot Puangchan.

Aksi Eddy Harto itu pun mengantarkan Indonesia meraih medali emas SEA Games untuk kedua kalinya, setelah sebelumnya meraih emas pada tahun 1987 di Jakarta.

Suasana haru dan gembira bercampur menjadi satu menyambut pesta kemenangan di Stadion Rizal Memorial.

Tidak hanya pemain dan ofisial yang berbinar-binar matanya, tapi juga Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) saat itu, Kardono.

"Alhamdulillah! Anak-anak akhirnya berhasil. Mereka telah berjuang semaksimal mungkin, dan inilah hasilnya. Saya bangga dan sangat puas dengan perjuangan mereka. Ini juga merupakan kado perpisahan saya," kata Kardono.

Pelatih tim nasional Indonesia, Anatoli Fyodorich Polosin yang biasanya jarang tersenyum akhirnya tertawa lebar usai anak asuhnya meraih medali emas SEA Games 1991.

Pelatih asal Rusia itu memuji semua pemain Indonesia yang tampil maksimal di final, kendati banyak yang mengunggulkan Thailand.

"Saya bangga dengan pemain saya. Ada satu saat mereka bermain buruk, tapi di lain saat bermain bagus sekali. Dan di final ini mereka bermain luar biasa hebatnya," kata Polosin. 

"Pemain telah berjuang untuk menang. Ini berarti mereka sudah mengetahui betul tanggung jawab yang dibebankan. Karena juara itu susah dicari, tapi pemain bagus bisa diciptakan," imbuhnya.

Berikut ini skuad Indonesia di SEA Games 1991:

Edy Harto, Erick Ibrahim, Ferryl Raymond Hattu, Robby Darwis, Herri Setiawan, Heriansyah, Sudirman, Toyo Haryono, Aji Santoso, Salahudin, Maman Suryaman, Widodo C Putro, Hanafing, Kashartadi, Peri Sandria, Rochy Putiray, Yusuf Ekodono, dan Bambang Nurdiansyah.

Isu doping

Isu tidak sedap berembus di tengah perayaan kemenangan Indonesia atas Thailand. Panitia pertandingan menuduh pemain Indonesia, Herri Setiawan, memakai doping ketika partai final.

"Pemain Anda yang nomor empat (Herri Setiawan) terkena doping," kata asisten Danurwindo, mengutip ucapan dua orang panitia kepadanya.

Danurwindo langsung meneruskan informasi tersebut kepada Kardono. Namun setelah dicek, baik kepada Herri Setiawan maupun kepada panitia, ternyata informasi itu tidak benar.

"Mereka memang ingin kami gagal. Untuk itu, segala cara kelihatan dipakai. Ya sudahlah. Buktinya kami yang akhirnya menang juga," ucap Danurwindo. 

Herri Setiawan membantah keras soal isu doping tersebut. Menurutnya tidak ada bukti bahwa ia menggunakan doping.

"Saya masih di sini (di lapangan), dan belum diapa-apakan, kok masa dibilang saya kena doping. Dari mana mereka bisa tahu?" tegas Herri Setiawan dengan nada tinggi.

Uang pensiun seumur hidup

Diberitakan Harian Kompas edisi 6 Desember 1991, para pemain sepak bola Indonesia yang meraih medali emas SEA Games Manila 1991 dijanjikan akan menerima uang pensiun seumur hidup.

Uang itu diberikan sebagai apresiasi atas prestasi yang mereka raih. Nominalnya yakni sebesar Rp 50.000 setiap bulan.

Khusus untuk Robby Darwis yang juga merebut emas di SEA Games Jakarta 1987, menerima uang Rp 100.000 per bulan karena sudah dua kali turut membawa Indonesia menjadi juara. 

Kepada sejumlah wartawan, Kardono mengatakan, bantuan itu datang dari donatur yang bangga atas keberhasilan Indonesia merebut medali emas sepak bola di ajang SEA Games 1991. 

"Saya tidak bisa memberikan keterangan siapa yang memberikan, karena yang bersangkutan menolak disebutkan namanya. Tetapi ini memang manifestasi kegembiraan sepak bola Indonesia," kata Kardono. 

Kardono menambahkan, keberhasilan Indonesia meraih emas SEA Games 1991 cabang sepak bola tidak lepas dari pola latihan yang menekankan pada faktor fisik 

"Lihat saja, mereka bermain hampir tanpa istirahat, tetapi mereka ternyata berhasil," ucap Kardono. 

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/05/02/180200882/kilas-balik-tim-sepak-bola-indonesia-raih-emas-di-sea-games-1991

Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Konteks Keliru soal Video Ronaldo Sapa Suporter Timnas Indonesia

[KLARIFIKASI] Konteks Keliru soal Video Ronaldo Sapa Suporter Timnas Indonesia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

[HOAKS] Video Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Rekaman Suara Sri Mulyani Marahi Pegawai Bea Cukai

[HOAKS] Rekaman Suara Sri Mulyani Marahi Pegawai Bea Cukai

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Turbulensi Pesawat ALK, Bukan Singapore Airlines

[KLARIFIKASI] Video Turbulensi Pesawat ALK, Bukan Singapore Airlines

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Donald Trump Pakai Helm dan Seragam Militer

[HOAKS] Foto Donald Trump Pakai Helm dan Seragam Militer

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Korban Serangan Israel di Gaza pada 2014 Dibagikan dengan Konteks Keliru

[KLARIFIKASI] Foto Korban Serangan Israel di Gaza pada 2014 Dibagikan dengan Konteks Keliru

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Muncul Hoaks Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

INFOGRAFIK: Muncul Hoaks Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar Gaji ke-13 PNS Akan Dihentikan

INFOGRAFIK: Tidak Benar Gaji ke-13 PNS Akan Dihentikan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seorang Ibu di AS Disuntik Mati karena Telantarkan Anaknya

[HOAKS] Seorang Ibu di AS Disuntik Mati karena Telantarkan Anaknya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Terbakar

[HOAKS] Foto Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Terbakar

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Keputusan Diskualifikasi Timnas Israel di Olimpiade Paris

[KLARIFIKASI] Belum Ada Keputusan Diskualifikasi Timnas Israel di Olimpiade Paris

Hoaks atau Fakta
Dituding Tiru Suara Scarlet Johansson, OpenAI Hapus Fitur Suara dari ChatGPT

Dituding Tiru Suara Scarlet Johansson, OpenAI Hapus Fitur Suara dari ChatGPT

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Video Lama Presiden Iran Naik Helikopter Dinarasikan Keliru

[KLARIFIKASI] Video Lama Presiden Iran Naik Helikopter Dinarasikan Keliru

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Badan Intelijen Iran Gerebek Kedubes India di Teheran

[HOAKS] Badan Intelijen Iran Gerebek Kedubes India di Teheran

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pilot Helikopter Presiden Iran adalah Agen Mossad Bernama Eli Koptar

[HOAKS] Pilot Helikopter Presiden Iran adalah Agen Mossad Bernama Eli Koptar

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke