Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Sitting Bull, Kepala Suku Indian yang Berjuang Pertahankan Wilayah

KOMPAS.com - Tatanka Yotanka alias Sitting Bull merasa resah saat kepala sukunya, Mahpiua Luta atau Red Cloud, menandatangani perjanjian dengan perwakilan Pemerintah Amerika Serikat.

Red Cloud merupakan Kepala Suku Oglala Teton Dakota Sioux. Ia menandatangani Perjanjian Fort Laramie pada 1868 bersama 24 kepala suku penduduk asli Benua Amerika.

Dikutip dari History, Perjanjian Fort Laramie itu mengatur soal batas wilayah milik suku-suku Indian yang juga disetujui Pemerintah AS.

Kemungkinan Red Cloud berpikir bahwa perjanjian itu menjadi jaminan bagi sukunya untuk menguasai wilayah yang selama ini ditempati. Apalagi mereka juga mendapat tambahan wilayah di Dakota Selatan, Wyoming dan Nebraska.

Pada 1874, Pemerintah AS mendeteksi adanya kandungan emas di Black Hills dan berusaha menguasainya. Padahal, tempat itu milik Suku Sioux dan lokasi yang dianggap sakral.

Lantas Pemerintah AS mengabaikan Perjanjian Fort Laramie dan berupaya memindahkan suku indian dari tanah adat mereka.

Sementara, Sitting Bull berhasil mendapatkan sejumlah pengikut. Mereka siap melawan untuk mempertahankan wilayah.

Keberanian Sitting Bull tampak ketika sukunya harus berhadapan dengan militer AS. Pemerintah AS menginstruksikan agar Suku Sioux menuruti batas wilayah yang baru demi penambangan emas.

Sitting Bull menolak instruksi tersebut dan menghimpun kekuatan. Sitting Bull menjadi orang pertama yang mendapatkan mandat menjadi pemimpin tertinggi kelompok otonom Lakota Sioux sekitar tahun 1869.

Ia berhasil mengajak Suku Arapaho dan Cheyenne untuk membangun kekuatan dalam melawan Pemerintah AS.

Pertempuran melawan militer AS

Sampai batas waktu yang ditentukan, Sitting Bull menolak memindahkan sukunya. Pemerintah AS, yang saat itu dipimpin Jenderal George Crook, menganggap sikap itu sebagai permusuhan.

Aliansi tiga suku tersebut menang di pertempuran pertama pada 17 Juni 1876, yakni Battle of the Rosebud, kemudian bergerak ke lembah Sungai Little Bighorn.

Di sungai itu, mereka menggelar upacara Sun Dance di mana Sitting Bull yang juga dianggap sebagai orang suci, menari selama 36 jam dengan kondisi setengah sadar.

Setelahnya dia mengatakan telah melihat tentara-tentara AS berjatuhan dari langit seperti belalang, yang ditafsirkan sebagai ramalan kemenangan mereka melawan AS.

Ramalan itu terbukti benar, ketika aliansi tiga suku berhasil mengalahkan 600 tentara AS yang dipimpin Jenderal George Custer dalam pertempuran Little Bighorn, 26 Juni 1876.

Namun, tak selamanya mereka unggul di medan pertempuran. Pendudukan orang kulit putih menyebabkan populasi bison yang menjadi bahan makanan utama orang Indian semakin menyusut.

Sementara militer AS, kembali meningkatkan upaya perburuan Suku Sioux. Kelompok itu pun berpindah ke Kanada selama empat tahun, dan harus mengalami kelaparan massal.

Sitting Bull memilih kembali ke AS meskipun harus menyerahkan diri pada Angkatan Darat AS, pada 20 Juli 1881. Sebagai gantinya, dia ingin kelompoknya diampuni dari berbagai hukuman.

Sejak saat itu hingga dua tahun kemudian, dia berstatus tahanan perang dan tinggal di Fort Randall South Dakota, yang kemudian dipindahkan ke Standing Rock Reservation.

Standing Rock Reservation kemudian menjadi pusat gerakan baru, di mana muncul kepercayaan bangkitnya anggota suku yang telah mati dan bison yang mereka bunuh, disertai menghilangnya orang-orang kulit putih.

Hal itu membuat Pemerintah AS kembali khawatir Sitting Bull akan menghimpun kekuatan dan melakukan perlawanan. Pemerintah AS hendak menangkapnya, namun terjadi konflik hingga Sitting Bull terbunuh.

Sitting Bull terbangun pukul 6 pagi pada 15 Desember 1890, setelah polisi mendatangi rumahnya untuk membawanya pergi secara diam-diam.

Pria berusia 59 tahun itu menolak hingga orang-orang mendatangi rumahnya. Dalam keributan itu, seorang pemuda menembak seorang polisi yang membuat suasana kian panas.

Seorang polisi berusaha membalas dengan menembak kepala Sitting Bull. Akhirnya pemimpin penduduk asli Amerika itu pun tewas.

Dua minggu kemudian, tentara AS membantai 150 anggota Suku Sioux yang menjadi pertarungan terakhir antara militer Federal AS dengan Suku Sioux.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/12/17/162142882/kisah-sitting-bull-kepala-suku-indian-yang-berjuang-pertahankan-wilayah

Terkini Lainnya

Ketika Konser David Bowie 'Menyatukan' Jerman Barat dan Timur...

Ketika Konser David Bowie "Menyatukan" Jerman Barat dan Timur...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Undian Berhadiah Mengatasnamakan Bank Maluku Malut

[HOAKS] Undian Berhadiah Mengatasnamakan Bank Maluku Malut

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Manipulasi Konten Sule Promosi Judi Online

[VIDEO] Beredar Manipulasi Konten Sule Promosi Judi Online

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Penangkapan Linda Terkait Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

[HOAKS] Video Penangkapan Linda Terkait Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Kabar Penyanyi Dangdut Muchsin Alatas Berpulang

[HOAKS] Kabar Penyanyi Dangdut Muchsin Alatas Berpulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Gurita Raksasa Terdampar di Pantai Bali

[HOAKS] Foto Gurita Raksasa Terdampar di Pantai Bali

Hoaks atau Fakta
AI dan Kekhawatiran atas Dampaknya terhadap Pemilu

AI dan Kekhawatiran atas Dampaknya terhadap Pemilu

Data dan Fakta
[VIDEO] Hoaks Mike Tyson Akan Beri 10 Juta Dollar ke Pria yang Nikahi Putrinya

[VIDEO] Hoaks Mike Tyson Akan Beri 10 Juta Dollar ke Pria yang Nikahi Putrinya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Henry Ford dan Mobil Pertamanya, Foto Hasil Manipulasi AI

INFOGRAFIK: Hoaks Henry Ford dan Mobil Pertamanya, Foto Hasil Manipulasi AI

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Makam Nabi Imran Dinarasikan Keliru sebagai Makam Nabi Adam dan Siti Hawa

INFOGRAFIK: Makam Nabi Imran Dinarasikan Keliru sebagai Makam Nabi Adam dan Siti Hawa

Hoaks atau Fakta
Jenis Air Kemasan di AS Tidak Ditentukan dari Warna Tutup Botol

Jenis Air Kemasan di AS Tidak Ditentukan dari Warna Tutup Botol

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Saat Indonesia Raih Piala Uber Pertama pada 1975

Kilas Balik Saat Indonesia Raih Piala Uber Pertama pada 1975

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Ronaldo Berikan Bola ke Penggemar Al Nassr, Bukan Anak Palestina

[KLARIFIKASI] Ronaldo Berikan Bola ke Penggemar Al Nassr, Bukan Anak Palestina

Hoaks atau Fakta
Manipulasi Foto Donald Trump Ditangkap Polisi

Manipulasi Foto Donald Trump Ditangkap Polisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bank Dunia Tuntut Diakhirinya Pertanian pada 2030

[HOAKS] Bank Dunia Tuntut Diakhirinya Pertanian pada 2030

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke