Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

William Calley, Tentara AS yang Dinilai Jadi Kambing Hitam Pembantaian di Perang Vietnam

KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) terlibat langsung dalam Perang Vietnam dengan menerjunkan pasukan sejak 1964 hingga 1973 dengan dalih melindungi warga Vietnam dari agresi komunisme.

Namun, Perang Vietnam setelah keterlibatan AS malah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa sebanyak 2 juta penduduk Vietnam, 3 juta terluka, dan 12 juta lainnya mengungsi.

DIlansir dari History.com, korban jiwa itu termasuk akibat pembantaian yang, berdasarkan catatan resmi, dilakukan tentara AS terhadap warga sipil Vietnam, termasuk perempuan dan anak-anak.

Salah satu kejahatan kemanusiaan itu adalah yang terjadi pada 16 Maret 1968, yang dikenal Pembantaian My Lai.

Provinsi Quang Ngai, Vietnam, sering menjadi sasaran bom AS dan Vietnam Selatan.

Pengeboman dilakukan AS karena tempat itu diyakini sebagai benteng komunis Front Pembebasan Nasional (NLF) atau Viet Cong (VC) yang dibentuk pemimpin komunis Vietnam, Ho Chi Minh.

Seluruh wilayah provinsi itu juga menjadi target hujan buatan yang mengandung herbisida mematikan yang disebut sebagai Agen Oranye.

Kronologi pembantaian

Hari itu, 16 Maret 1968, Letnan William Calley dari Satuan Charlie Company yang merupakan bagian dari Brigade Infanteri Divisi ke-11 Amerika, memimpin operasi penyerbuan Desa Son My, di Provinsi Quang Ngai.

Komandan Angkatan Darat AS telah menyatakan bahwa semua orang yang ditemukan di Desa Son My dapat dianggap sebagai anggota atau simpatisan aktif VC, dan memerintahkan untuk menghancurkan desa itu.

Tiba di sana sesaat setelah fajar, mereka tidak menemukan satu pun anggota VC di Desa Son My.

Mereka justru menemukan desa tetangga bernama My Lai, yang saat itu dengan tenangnya para warga tengah mempersiapkan sarapan.

Penduduk desa kemudian dikumpulkan tentara AS dalam beberapa kelompok saat gubuk-gubuk diperiksa. Adapun, yang ditemukan tentara AS hanya pria-pria tua, para wanita dan anak-anak, serta tiga senjata api.


Kecewa atas gagalnya operasi, dan kemarahan atas ranjau darat serta tekanan perang, membuat kelompok tentara AS ini menumpahkan kemarahan di desa itu.

Letnan William Calley, menurut History.com, memerintahkan pembunuhan terhadap semua warga Desa My Lai.

Meski sempat mendapatkan protes dari bawahannya, Calley sendiri yang meletuskan sejumlah tembakan dan membunuh warga sipil.

Pembantaian dilakukan dan gubuk-gubuk dibakar. Lebih dari 500 warga sipil Vietnam tewas, tanpa satu pun korban dari tentara AS. Mereka juga memperkosa sejumlah perempuan dan membantai hewan ternak.

Aksi kejahatan perang itu berhenti ketika warrant officer Hugh Thompson mendaratkan helikopternya di antara warga Vietnam Selatan yang melarikan diri dengan tentara AS yang sedang mengejar.

"Kami tidak menemui perlawanan dan saya hanya melihat tiga senjata yang diamankan. Kami tidak memiliki korban," kata Michael Bernhardt, salah satu personel tentara AS saksi mata, kepada seorang reporter.

"Sama seperti desa Vietnam lainnya, para papa-san (pria tua), perempuan, dan anak-anak. Faktanya, saya tidak ingat pernah melihat seorang pria militer di seluruh tempat itu, hidup atau mati."

Dianggap dikambinghitamkan

Setelah tertutup selama setahun, sebuah dewan penyelidikan Angkatan Darat AS yang dipimpin Letnan Jenderal William Peers menemukan data 30 orang mengetahui aksi kejam itu.

Dari jumlah itu, hanya 14 orang, termasuk Calley dan komandan kompinya bernama Kapten Ernest Medina, yang didakwa melakukan kejahatan perang.

Calley yang dengan tangannya sendiri membunuh 22 orang sipil, menjadi satu-satunya yang divonis bersalah dengan hukuman penjara seumur hidup. Hukuman lalu dikurangi menjadi 20 tahun dalam tahap Pengadilan Banding Militer.

Kembali hukumannya dikurangi menjadi 10 tahun atas keputusan Sekretaris Angkatan Darat AS.

Dengan keseluruhan prosesnya, publik AS menganggap Calley seorang dikambinghitamkan atas kejahatan dan kekejaman tentara AS dalam pembantaian My Lai.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/09/05/152500982/william-calley-tentara-as-yang-dinilai-jadi-kambing-hitam-pembantaian

Terkini Lainnya

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Sejarah dan Fakta
Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Hacker asal Aljazair Dihukum Mati karena Bantu Palestina

[HOAKS] Hacker asal Aljazair Dihukum Mati karena Bantu Palestina

Hoaks atau Fakta
Beragam Hoaks Promosi Obat Mencatut Tokoh Publik

Beragam Hoaks Promosi Obat Mencatut Tokoh Publik

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Mertua Kaesang

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Mertua Kaesang

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks BPJS Kesehatan Beri Dana Bantuan Rp 75 Juta, Awas Penipuan

INFOGRAFIK: Hoaks BPJS Kesehatan Beri Dana Bantuan Rp 75 Juta, Awas Penipuan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Dugaan Aliran Dana Kementan untuk SYL dan Keluarga

INFOGRAFIK: Dugaan Aliran Dana Kementan untuk SYL dan Keluarga

Hoaks atau Fakta
Hoaks Uang Nasabah Hilang Berpotensi Timbulkan 'Rush Money'

Hoaks Uang Nasabah Hilang Berpotensi Timbulkan "Rush Money"

Hoaks atau Fakta
Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

Hoaks atau Fakta
Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

Hoaks atau Fakta
Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke