KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial yang menyebut bahwa terjadi peningkatan kasus Guillain Barre Sindrom (GBS) dari orang yang telah disuntik vaksin Covid-19.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, ada yang perlu diluruskan dari narasi tersebut.
Kasus GBS pada orang yang telah mendapat suntikan vaksin Covid-19 memang telah dilaporkan. Namun kasus ini jarang terjadi.
Badan Obat dan Pangan Amerika Serikat (FDA) telah memperingatkan tentang GBS, tetapi belum ada peningkatan risiko kasus.
Narasi yang beredar
Informasi mengenai peningkatan kasus GBS dari orang yang telah disuntik vaksin Covid-19, disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.
"Sindrom Guillain-Barré stelah vekzinasi. Gejala kelumpuhan beberapa bagian tubuh seperti kena strok," tulis salah satu akun.
Berikut narasi pada akun lainnya:
"BERSEDIA HADAPI PENYAKIT KRONIK PASCA-VAKSINASI"
Baru-baru ini, fenomena autoimun yang bermula sejurus selepas vaksinasi COVID-19 telah dilaporkan semakin meningkat (contohnya trombositopenia trombotik imun, penyakit hati autoimun, sindrom Guillain-Barré, nefropati IgA, arthritis rheumatoid dan lupus erythematosus sistemik).
Sumber
• https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34957554/
• https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26728772/
Penelusuran Kompas.com
GBS merupakan penyakit langka di mana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf. Sejak dilaporkan pertama kali pada 1859, penyebab pasti penyakit ini belum diketahui.
Namun, penyakit ini sering beriringan dengan infeksi virus atau bakteri.
Jurnal yang ditautkan pada narasi itu salah satunya berasal dari studi pada 2015 tentang autoimun yang jarang terjadi setelah vaksinasi.
Tertulis jelas dalam jurnal tersebut bahwa tidak ada hubungan antara autoimun yang disebabkan karena vaksin. Kejadian autoimun tidak bisa dilepaskan dari konteks genetiknya.
Studi itu sudah ada sebelum adanya vaksin Covid-19, bahkan jauh sebelum kasus pertama Covid-19 terdeteksi.
Jurnal selanjutnya disponsori oleh Yayasan Ilmu Pengetahuan Alam Nasional yang diterbitkan pertama kali pad 27 Desember 2021.
Studi tersebut juga secara jelas menyebut bahwa penyakit autoimun seperti trombositopenia trombotik imun, penyakit hati autoimun, sindrom Guillain-Barré, nefropati IgA, arthritis rheumatoid dan lupus erythematosus sistemik, merupakan kasus yang jarang terjadi.
Penyebab penyakit itu juga tidak ada kaitannya dengan vaksin Covid-19.
"Namun, apakah hubungan antara vaksin Covid-19 dan manifestasi autoimun adalah kebetulan atau kausal masih harus dijelaskan," tulis studi tersebut dalam terjemahan bahasa Indonesia.
"Meskipun informasi yang berkaitan dengan risiko penyakit autoimun sebagai konsekuensi dari vaksinasi masih kontroversial, kami hanya mengusulkan pemahaman kami saat ini tentang manifestasi autoimun yang terkait dengan vaksin Covid-19. Faktanya, kami tidak bermaksud untuk mengingkari manfaat luar biasa dari vaksinasi massal Covid-19 dalam mencegah morbiditas dan mortalitas Covid-19," lanjutnya.
Dilansir dari Factcheck.org, 11 November 2021, kasus GBS memang sempat terjadi pada beberapa orang setelah suntikan vaksin, tetapi ini jarang terjadi.
Penting dicatat bahwa kondisi saat itu sistem kekebalan orang yang dilaporkan menyerang sel-sel saraf, menyebabkan kelemahan otot dan kadang kelumpuhan.
Namun, kebanyakan orang yang mengembangkan GBS telah sembuh total, meskipun beberapa mengalami kerusakan saraf permanen dan kondisi ini bisa berakibat fatal.
Untuk vaksin Covid-19, FDA dan CDC sedang menyelidiki kemungkinan peningkatan risiko GBS dengan vaksin J&J, berdasarkan 250 kasus awal setelah lebih dari 15,7 juta dosis, pada awal November 2021.
FDA pun memperingatkan kemungkinan efek samping pada Juli 2021, tetapi memastikan bahwa belum ada peningkatan risiko yang diamati untuk vaksin Moderna dan Pfizer/BioNTech.
Penting dicatat bahwa vaksin telah melalui berbagai uji klinis dan dinyatakan aman hingga sekarang.
Kesimpulan
Ada yang perlu diluruskan dari narasi mengenai peningkatan kasus GBS dari orang yang telah disuntik vaksin Covid-19.
GBS memang sempat terjadi pada beberapa orang setelah suntikan vaksin, tetapi kasus ini jarang terjadi.
Vaksin Covid-19 yang sekarang beredar dinilai aman. Berbagai studi dan jurnal menyebut bahwa tidak ada kaitannya antara vaksin Covid-19 sebagai penyebab GBS.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/07/07/180800282/-klarifikasi-peningkatan-kasus-gbs-setelah-vaksinasi-covid-19