Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Kompas.com - 20/05/2024, 19:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian baru-baru ini membuktikan, obesitas pada anak dapat mengurangi setengah angka harapan hidup mereka.

Dikutip dari Independent, Rabu (15/5/2024), anak yang obesitas hanya bisa memiliki separuh harapan hidup rata-rata orang sehat, jika mereka tidak menurunkan berat badannya saat dewasa.

Studi itu menunjukkan, anak laki-laki berusia empat tahun yang sangat gemuk hanya memiliki harapan hidup 39 tahun.

Angka itu separuh dari harapan hidup anak laki-laki yang berusia sama dengan berat badan sehat di Inggris.

Adapun harapan hidup adalah jumlah tahun rata-rata yang dapat diharapkan seseorang untuk hidup berdasarkan usia yang telah mereka capai.

Studi tersebut telah dipresentasikan di forum European Congress on Obesity (ECO) di Venesia, Italia pada 12-15 Mei 2024 lalu.

Penelitian ini menganalisis data dari 50 penelitian, dengan lebih dari 10 juta partisipan di seluruh dunia.

Peneliti dalam studi itu, Urs Wiedemann menilai, dampak obesitas pada anak sangat besar, karena bisa mengurangi kualitas hidup sampai mengancam jiwa. 

Baca juga: Pria Inggris Beratnya 300 Kg, Meninggal Obesitas dan Kerusakan Organ

Metode penelitian obesitas pada anak

Para peneliti menggunakan skor indeks massa tubuh (BMI) Z untuk memperkirakan tingkat obesitas anak.

Skor itu diukur dengan seberapa besar berat badan seorang anak yang menyimpang dari kisaran normalnya. Semakin tinggi skornya, makan semakin besar skor BMI anak tersebut.

Dilansir dari The Guardian, Rabu (15/5/2024), variabel yang diteliti dalam studi ini meliputi usia munculnya obesitas, lamanya obesitas, tingkat keparahan, dan tingkat risikonya.

Misalnya, anak laki-laki berusia empat tahun dengan tinggi rata-rata 103 cm dan berat badan sehat sekitar 16,5 kg akan memiliki skor BMI sebesar 0.

Sementara, anak laki-laki dengan usia dan tinggi badan yang sama, namun memiliki berat badan 19,5 kg, akan mendapat skor 2. Kemudian anak laki-laki dengan berat badan 22,7 kg, mendapatkan skor 3,5.

Mereka yang yang mendapatkan skor 2, akan mengalami penurunan harapan hidup dari 80 tahun menjadi 65 tahun.

Baca juga: Daftar Negara dengan Tingkat Obesitas Tertinggi Dunia 2024, Ada Indonesia?

Obesitas pada anak tingkatkan risiko beberapa penyakit

Penelitian tersebut menemukan bahwa obesitas parah yang terjadi sejak dini pada masa kanak-kanak dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit penyerta, seperti diabetes tipe 2 serta penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).

Misalnya, seorang anak berusia empat tahun dengan obesitas parah yang tidak mengalami penurunan berat badan memiliki 27 persen peluang terkena diabetes tipe 2 pada usia 25 tahun, serta peluang 45 persen pada usia 35 tahun.

Namun, anak dengan obesitas yang menjalankan program penurunan berat badan dapat menurunkan peluang tersebut.

Contohnya, seorang anak yang mengurangi skornya dari 4 menjadi 2, harapan hidupnya bisa naik dari 37 tahun menjadi 64 tahun, sementara risiko diabetes tipe 2 turun dari 55 persen menjadi 29 persen.

“Meskipun sudah diterima secara luas obesitas pada anak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan kondisi terkait seperti diabetes tipe 2, serta mengurangi harapan hidup, bukti mengenai besarnya dampak kondisi ini belum merata,” ujar Wiedemann.

Baca juga: Ramai Unggahan Sebut Tak Banyak Kasus Obesitas di Kalangan Remaja Zaman Dulu, Benarkah? 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com