KOMPAS.com - Memasuki sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk beribadah dengan khusyuk agar mendapatkan malam lailatul qadar.
Lailatul qadar, atau malam kemuliaan, merupakan salah satu malam yang paling istimewa dalam agama Islam.
Malam lailatul qadar berarti “malam kekuatan” atau “malam ketetapan”. Malam ini terjadi pada bulan Ramadan, di antara tanggal 21 hingga 29, namun tanggal pastinya tidak diketahui banyak orang. Masih misterius.
Lantas, apa saja tanda-tanda malam Lailatul Qadar?
Dikutip dari Kompas.com (15/4/2023), Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhammad Ziyad saat itu mengatakan, Rasulullah SAW memberikan isyarat secara umum terkait dengan malam lailatul qadar yaitu terjadi pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
Pada 10 hari di bulan Ramadhan yang dimaksud berarti dimulai dari malam ke 21, 23, 25, 27, atau 29.
"Jadi dari penjelasan tersebut, Rasullulah hanya memberikan ketentuan umum bahwa malam mulia yang bernilai lebih dari 1000 bulan itu terjadi pada malam-malam ganjil tersebut," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (14/4/2023).
Hal ini juga dinyatakan dalam hadis yang diriwayatkan Aisyah, Nabi Muhammad memerintahkan sebagai berikut:
"Carilah Lailatul Qadar itu pada tanggal gasal dari sepuluh terakhir pada bulan Ramadhan." (HR. Bukhari).
Anda bisa merasakan datangnya malam lailatul qadar dengan tanda-tanda sebagai berikut:
Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda:
"Lailatul Qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah."
Ciri-ciri malam lailatul qadar adalah cahaya mentari teduh, cerah tak bersinar kuat keesokannya.
Hal ini berdasarkan dari hadis Ubay bin Ka'ab radliyallahu'anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
"Keesokan hari malam Lailatul Qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan."
Baca juga: Mencari Malam Lailatul Qadar Menurut Perhitungan Imam Ghazali